ANALISIS SEMIOTIKA
Dalam
buku Analisis Teks Media, Alex Sobur memuat kerangka Analisis Semiotika yang dianut oleh Semiotik Sosial dari Halliday
dan Hassan:
- Medan Wacana (field of discourse): menunjuk pada hal yang terjadi: apa yang dijadikan wacana oleh pelaku (=media massa) mengenai sesuatu yang sedang terjadi dilapangan peristiwa.
- Pelibat Wacana (tenor of discourse) menunjuk pada orang-orang yang dicantumkan dalam teks (berita); sifat orang-orang itu, kedudukan dan peranan mereka. Dengan kata lain, siapa saja yang dikutip dan bagaimana sumber itu digambarkan sifatnya.
- Sarana Wacana (mode of discourse) menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa: bagaimana komunikator (media massa) menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan medan (situasi) dan pelibat (orang-orang yang dikutip); apakah menggunakan bahasa yang diperhalus atau hiperbolik, eufemistik atau vulgar.
Dikatakan
selamjutnya oleh Premingger bahwa studi semiotik adalah usaha untuk
menganalisis sebuah sistem tanda-tanda. Dikarenakan media yang dipilih adalah
karya sastra drama (naskah teater) maka itu penyusun harus menentukan
konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai makna.
Untuk
lebih mudah penelitian semiotik berikut juga membicarakan konvensi yang penting
dalam teks media sejenis karya sastra (pradopo, dkk. 2001), yaitu:
Konvensi ketaklangsungan
ekspresi
Penggantian
arti (dispacing of meaning)
Penyimpangan
arti (distorting of meaning)
Penciptaan
arti (creating of meaning)
Konvensi hubungan antar teks
(intertekstualitas)
Pembacaan semiotik
Pembacan
heuristik, pembacaan berdasarkan struktur komunikatif kebahasaannya.
Pembacaan
hermeunetik / retroaktif, pembacaan ulang dengan memberikan konvensi
sastranya.
Untuk point ketiga (pembacaan semiotik) terhadap
naskah teater sebagai media komunikasi, telah termasuk dalam analisis Semiotik
Sosial yang disampaikan oleh Halliday dan Hasan dalam Sudibyo, Hamad dan Qodari
(2000).