ASPEK-ASPEK KOMPETENSI
Ada beberapa aspek-aspek kompetensi yang menjadi dasar dan
standar sebuah kompetensi. Konsep kompetensi meliputi beberapa aspek antara
lain: kerangka acuan dasar dimana disini kompetensi dikonstruksi dengan
melibatkan pengukuran standar yang diakui industri yang terkait, lalu aspek
selanjutnya kompetensi ini tidak hanya diperlihatkan kepada pihak lain tapi
harus dibuktikan dalam menjalankan fungsi kerja di mana di sini tiap individu
harus menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya merupakan nilai tambah dalam
memperkuat organisasi. Selain itu kompetensi harus merupakan nilai yang merujuk
pada satisfactory perfomance of individual atau kompetensi harus memiliki
kaitan erat dengan kemampuan melaksanakan tugas yang merefleksikan adanya
persyaratan tertentu.
Standar kompetensi adalah bentuk keterampilan dan
pengetahuan yang harus dimiliki seseorang untuk dapat melaksanakan suatu tugas
tertentu. atau standar kompetensi adalah pernyataan-pernyataan mengenai
pelaksanaan tugas di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil output.
Dalam menetapkan standar kompetensi perlu melibatkan bebeapa pihak seperti
pengusaha, serikat pekerja, ahli pendidikan, pemerintah serta organisasi
profesional terkait.
Mathis dan Jackson (2001) mengemukakan beberapa
kompetensi yang harus dipunyai individu. Menurut mereka ada tiga kompetensi yang
harus dimiliki seorang praktisi sumber daya manusia yaitu pertama pengetahuan
tentang bisnis dan organisasi, lalu kedua pengetahuan tentang pengaruh dan
perubahan menajemen serta pengetahuan dan keahlian sumber daya manusia yang
spesifik.
Becker et.al, (2001) menyampaikan suatu studi yang
dilakukan oleh University of Michigan School of Business yang membuatkan
kerangka acuan (template) kompetensi yang lebih lengkap mengatakan ada lima
kompetensi yang dibutuhkan yaitu kredibilitas personal (personal credibility),
kemampuan mengelolan perubahan (ablitiy to manage changes), kemampuan mengelola
budaya (ablity to manage culture), mendeliver praktek sumber daya manusia (delivery
of human rosources practice) dan pengetahuan tentang bisnis (knowledge of the
business). Personal credibility mencakup track record kesuksesan individu
tersebut, seperti dapat dipercaya, mampu menanamkan kepercayaan pada orang
lain, membaur dengan konstituen kunci, memperlihatkan integritas yang tinggi
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, dapat menanyakan
pertanyaan-pertanyaan penting, mempunyai ide cemerlang dapat mengambil resiko
yang tepat, memiliki observasi, memiliki alternatif permsalahan bisnis.
Personal credibility dianggap kompetensi urutan pertama yang harus dimiliki
sumber daya manusia pada suatu organisasi.
Kompetensi kedua menurut hasil penelitan itu adalah
kemampuan mengelola perubahan antara lain meliputi mampu membangun kepercayaan
dan kredibilitas dalam berhubungan dengan pihak lain, mempunyai visi proaktif
dalam perubahan, membangun hubungan suportif dengan pihak lain, mampu mendorong
kreativitas pihak lain misalnya bawahannya, mampu menempatkan permasalahan
spesifik dalam kontek sistem yang lebih luas, dan dapat mengidentifikasi pokok
permasalahan ke dalam kesuksesan bisnis.
Kemampuan mengelola budaya merupakan kompetensi ketiga
yang perlu dimiliki sumber daya manusia, dalam hal ini meliputi beberapa
kemampuan seperti pertama kompetensi membagi pengetahuan lintas organisai dalam
organisasi yang terbatas (organizational boundaris), lalu kedua kemampuan
memperjuangkan proses transformasi budaya, kemudian ketiga kompetensi
menterjemahkan budaya yang diinginkan ke dalam perilaku yang spesifik, keempat
kompetensi menantang status quo, kelima mampu mengenali budaya yang diinginkan
untuk menemukan strategi bisnis perusahaan dan bingkai budaya dalam rangka
menggairahkan karyawan, keenam harus mampu mendorong eksekutif berperilaku
konsisten dengan budaya yang diinginkan, terakhir fokus pada budaya internal
untuk menentukan dan memenuhi keinginan dan kebutuhan customer eksternal yang
akan menentukan berhasilnya suatu perusahaan karena tanpa memuaskan customer
eksternal usaha yang dilakukan akan sia-sia.
Delivery of human resource practices berada pada urutan
keenam setelah beberapa kompetensi yang sebelumnya sudah dimiliki, kompetensi
yang satu ini meliputi berbagai kemampuan antara lain kemampuan mengekspresikan
komunikasi verbal yang efektif, dapat bekerja sama dengan manajer untuk
mengirim pesan yang jelas dan konsisten kepada seluruh yang terlibat dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati, mampu
memfasilitasi proses restrukturisasi organisasi, merancang program pengembangan
yang memfasilitasi perubahan, memfasilitasi rancangan proses komunikasi
internal, kemampuan menarik karyawan yang tepat, mampu merancang sistem
kompensasi, memfasilitasi penyebaran informasi customer. Kompetensi terakhir
adalah kemampuan memahami bisnis, di mana kompetensi ini dispesifikasi lebih
lanjut menjadi pemahaman tentang praktek sumber daya manusia, struktur
organisasi, menganalisa pesaing, manajemen keuangan, pemasaran dan penjualan,
dan sistem informasi komputer.