EFEK KOMUNIKASI MASSA
Ada beberapa efek
komunikasi massa. Efek dari pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui
media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh karena itu
efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologi, yakni
diklasifikasikan sebagai efek kognitif (cognitif effect), efek afektif
(affective effect), serta efek konatif yang sering disebut efek behavioral
(behavioral effect). Begitu banyak efek komunikasi massa, baik yang diharapkan
ataupun tidak diharapkan.
Adapun penjelasan
ketiga efek komunikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Efek
Kognitif Komunikasi Massa
Efek kognitif
berhubungan dengan pikiran atau penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak
tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti, menjadi mengerti, yang tadinya
bingung menjadi jelas. Banyak kejadian dimuka bumi ini tidak diketahui oleh
masyarakat, lalu media massa menginformasikan kejadian tersebut.
Apabila masyarakat menonton acara tersebut maka masyarakat memperoleh
informasi yang menyebabkan pengetahuannya menjadi bertambah mengenai kejadian
yang disiarkan oeh media massa.
Komunikasi secara
tidak langsung menimbulkan perilaku tertentu, demikian menurut Robert yang
dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya “Psikologi
Komunikasi”, (1996:259), tetapi cenderung mempengaruhi cara kita
mengorganisasikan cara berprilaku. Citra dibentuk dan dirubah oleh kemampuan
kognisi seseorang.
Efek komunikasi
pada kognisi komunikan berkenaan dengan perubahan pengetahuan yang disebabkan
adanya informasi-informasi baru yang diterima. Informasi baru ini dapat
berubah, memperkuat atau membentuk citra menjadi sesuatu hal dalam setiap
proses komunikasi. Komunikator mengharapkan tercapainya tujuan dari komunikasi
yang dilancarkannya, demikian pula televisi dengan berbagai informasi yang
disampaikan, tidak sekedar menyampaikan informasi saja tetapi ada visi tertentu
yang diusung, seberapa jauh keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan
tergambar pada perubahan aspek kognitif (pengetahuan), dalam beberapa
penelitian menunjukan televisi mempunyai korelasi positif terhadap
variabel-variabel informasi (Rakhmat, 1996).
“Informasi yang
diberitakan lewat televisi akan sangat
tergantung orang yang dibelakang pengadaan informasi tersebut, ketika citra
yang terbentuk televisi adalah memberikan seperti apa manfaat yang dikehendaki
oleh masyarakat, maka televisi tersebut telah membentuk efek prososial
kognitif”. (Rakhmat, 1996).
Seperti yang
dikemukakan Melvin de Fleur, khalayak pembaca terbagi atas khalayak individu
dan kelompok sosial, sebagai individu dalam hubungannya dengan masyarakat
sebagai individu dengan norma-norma budaya yang dianutnya. Sebagai individu
khalayak memiliki karakter yang sangat beragam, sedangkan sebagai anggota
kelompok sosial individu yang bergabung dalam kelompok sosial tertentu
mempunyai kecenderungan yang sama dengan anggota kelompok sosial tertentu
lainnya.
Efek
Afektif Komunikasi Massa
Efek afektif
berkaitan dengan perasaan, seseorang bisa merasa senang, marah, sedih, bahkan
terawa terbahak-bahak apabila telah diterpa oleh media massa. Apabila perasaan
berubah maka masyarakat tersebut telah terkena efek afektif komunikasi massa.
Contoh rubrik atau
acara media massa yang dapat menimbulkan efek afektif antara lain, pojok,
sajak, photo, cerita bergambar, cerita bersambung, sandiwara radio, drama
televisi, cerita film, dan lain-lain.
Efek
Konatif Komunikasi Massa
Efek konatif
cenderung berupa kegiatan atau tindakan. Efek konatif timbul tidak secara
langsung melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek afektif disebut juga
sebagai efek behavioral karena perilaku seseorang.