EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KELUARGA
Efektivitas komunikasi
keluarga sangat penting untuk dibangun. Di dalam komunikasi yang efektif antar
orang tua dan anak, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar
terjadi efektivitas komunikasi keluarga, yaitu:
Keterbukaan
Keterbukaan adalah
bagaimana cara seseorang membuka dirinya agar dapat berinteraksi dengan orang
lain dan agar mendapatkan informasi tentang orang lain. Keterbukaan juga
mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimuli
yang datang.
Dengan keterbukaan,
komunikasi seseorang dilatih bagaimana bertanggung jawab pada apa yang sudah
dikatakannya. Maksud tanggung jawab disini adalah apabila seseorang berkata
pada orang lain, haruslah berdasarkan atas anggapannya sendiri dan apa yang
dirasakannya bukan anggapan orang lain atau mengatasnamakan orang lain (Devito,
1989). Adanya keterbukaan dalam komunikasi keluarga memungkinkan setiap
individu dapat berbicara dengan anggota keluarga lainnya dengan status yang
sederajat. Masing-masing anggota keluarga dapat berbicara, memberi saran,
berhubungan secara akrab, sehingga terpenuhi kebutuhan setiap anggota keluarga.
Empaty
Empaty adalah merasakan
sesuatu seperti orang yang mengalaminya. Empati dapat dilakukan dengan
sebelumnya lebih mengenal orang lain tanpa memberikan suatu kritik pedas dan
terkesan menghakimi, kemudian mempelajari kebiasaannya hingga keinginannya dan
mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang orang tersebut (Devito, 1989).
Menurut Rakhmat (1991) dengan empati kita melihat sebagaimana orang lain
melihat seperti orang lain merasakannya.
Dukungan
Dukungan adalah hal yang
diperlukan oleh seseorang dalam melaksanakan kegiatannya karena dengan adanya
dukungan seseorang akan lebih bersemangat dan berprestasi dalam segala hal.
Dukungan didapat seseorang
dari orang lain dilihat dari cara orang tersebut mengucapkan kata-kata, yaitu
jika ucapannya tidak bersifat mengevaluasi tapi cenderung mendeskripsikan
sesuatu, sehingga seseorang tidak merasa terancam. Sebaliknya jika ucapan yang
besifat evaluatif, maka seseorang akan merasa tidak nyaman, tapi bukan berarti
bahwa ucapan evaluatif akan selalu berakibat negatif. Karena ada evaluasi yang
positif yang membuat suatu perubahan positif juga, tetapi bagaimanapun
positifnya suatu evaluasi tetap saja dapat membentuk perasaan disalahkan dan
akhirnya perasaan tidak nyaman.
Selain itu dukungan
diperoleh dari adanya keinginan pihak lain untuk mendengarkan masukan dan
pandangan yang berbeda dari sebelumnya dengan harapan adanya perubahan pendapat
jika memungkinkan (Devito, 1989).
Sikap
positif
Sikap positif dapat
diperlihatkan dengan dua cara: Verbal dan non Verbal. Non Verbal dapat dilihat
dari gerakan badan seseorang (gesture) pada saat berkomunikasi. Cara
verbal sikap positif ditunjukkan dengan mengucapkan kata-kata. Sikap positif
umumnya berbentuk pujian, atau penghargaan, senyuman dan tepukan bahu (Devito,
19895).
Kesamaan
Kesamaan merupakan sesuatu
yang istimewa, karena pada situasi apapun tidak akan ada hal yang benar-benar
sama. Dari beberapa orang salah satunya pasti ada yang lebih pintar, lebih kaya
dan lebih popular. Maksud setara disini adalah penerimaan seseorang oleh orang
lain. Kesamaan dapat dilihat dari pernyataan yang diucapkan. Jika satu pihak
menuntut pihak lain untuk mengerjakan sesuatu berarti kesamaannya tidak
terbentuk. Apabila hal seperti ini terjadi akan terbentuk perasaan memusuhi.
Dalam kesamaan menyangkut pula tentang bagaimana berbicara dan mendengar,
apabila dalam suatu komunikasi ada salah satu pihak yang selalu berbicara dan
yang lain selalu mendengarkan, berarti komunikasi tidak berjalan efektif,
antara kedua belah pihak harus ada kesamaan dalam pengiriman dan penerimaan
informasi (Devito, 1989).
Dalam hubungan
interpersonal, kita menampilkan beberapa kepribaadian yang di perllihatkan oleh
diri manusia, teori ini dinamakan analisis transaksional, dimana setiap
individu memiliki tiga kepribadian, yaitu, orang tua, orang dewasa, dan anak.
Orang tua adalah aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita
terima dari orang tua kita atau orang yang kita anggap orang tua. Orang dewasa
adalah bagian keribadian yang mengolah informasi secara rasional, sesuai dengan
situasi dan biasanya berkenaan dengan masalah maslaah penting yang memerlukan
pengambilan keputusan secara sadar. Anak adalah unsur kepribadian yang diambil
dari perasaan dan pengalaman kanak kanak dan mengandung potensi intuisi,
spontanitas, kreativitas dan kesenangan. (Rakhmat, 2001: 123). Dapat kita ambil
contoh, ketika salah seorang ayah dalam keadaan sakit, keadaan seperti ini akan
mengakibatkan ayah tersebut meminta perhatian, baik dari istri ataupn anak
anaknya (kepribadian anak). Istri ataupun anak mau merawat atau memnuhi setiap
permintaan ayah yang sedang sakit (kepribadian orang tua). Hal tersebut dapat
menjadikan hubungan interpersonal berlangsung baik diantara keluarga
tersebut.
Sumber tulisan:
Devito, Joseph A, The Interpersonal Communication Book, Fifth Edition, New York,
Harper and Row Publisher, 1989,
Devito, Joseph A , Human Communicartion, Alih bahasa
Maulana Komunikasi Antar Manusia, Profesional Books, 1997,
Rakhmat J., Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001)