JENIS-JENIS MEMBACA

Jenis-jenis Membaca ada beberapa macam. Suyatmi (1992), jenis membaca dibedakan menjadi membaca intensif, membaca kritis, membaca cepat, membaca indah, membaca teknik, membaca untuk keperluan praktis, membaca untuk keperluan studi. Sedangkan, Yusuf M. (2003), menyatakan “Materi membaca meliputi keterampilan membaca teknis dan membaca pemahaman. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan objek pembelajaran membaca teknis pada anak SLB-C Ma’arif Muntilan. Yusuf M, (2003), menyatakan membaca teknis adalah proses decoding atau mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi sistem bunyi atau sejenisnya.
Membaca teknis meliputi beberapa keterampilan yang dipersyaratkan seperti berikut:
  1. Konfigurasi, yaitu pengenalan secara global bentuk huruf atau kata.
  2. Analisis konteks, yaitu memanfaatkan kata-kata petunjuk lain di sekitarnya untuk menerka makna suatu kata. Analisis konteks ini dapat bersifat struktural, artinya memanfaatkan pengetahuan tata bahasa, atau bersifat semantik, artinya memanfaatkan pengetahuan tentang arti kata.
  3. Penguasaan kosa kata pandang, yaitu kata-kata yang dibaca dengan mudah dipahami oleh anak tanpa berpikir lagi. Kosa kata pandang adalah kata-kata yang sering dibaca atau ditemui oleh anak sehingga tanpa berpikir pun mereka dapat membaca.
  4. Analisis fonik, yaitu memahami kaitan antara huruf dan bunyi pada kata. Keterampilan ini meliputi tentang semua konsonan, vokal,  konsonan ganda, bunyi hidup, bunyi mati, bunyi sempurna.
  5. Analisis struktural, yaitu pemahaman atas struktur bahasa. Termasuk di sini misalnya pengertian bahwa suku kata terdiri dari vokal dan konsonan, berbagai imbuhan kata dan maknanya, tanda baca, jenis kata, dan kata majemuk.
Yusuf M. (2003) selanjutnya menjelaskan secara operasional, proses membaca teknis atau pengenalan kata menuntut kemampuan sebagai berikut:
  1. Mengenal huruf kecil dan huruf besar pada alphabet.
  2. Mengucapkan bunyi (bukan nama) huruf, terdiri atas: (1) Konsonan tunggal (,d,h,k,…), (2) Vokal (a,i,u,e,o), (3) Konsonan ganda (kr,gr,tr,…), (4) Diftong (ai,au,oi).
  3. Menggabungkan bunyi membentuk kata ( s a y a, I b u ).
  4. Variasi bunyi (/u/ pada kata “pukul”, /o/ pada “toko” dan “pohon”).
  5. Menerka kata menggunakan konteks.
  6. Menggunakan analisis struktural untuk identifikasi kata (kata ulang, kata majemuk, imbuhan). 

Artikel Terkait :