PENGERTIAN KOMPETENSI
Pengertian Kompetensi adalah karakteristik dasar dari
seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam
pekerjaannya. Menurut Trotter dalam Saifuddin (2004) mendefinisikan bahwa
seorang yang berkompeten adalah orang yang dengan keterampilannya mengerjakan
pekerjaan dengan mudah, cepat, intuitif dan sangat jarang atau tidak pernah
membuat kesalahan.
Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha (2008)
kompetensi adalah kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang
tersebut mampu memenuhi apa yang disyaratkan oleh pekerjaan dalam suatu
organisasi sehingga organisasi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan.
WebsterÃs Ninth New Collegiate Dictionary dalam Sri Lastanti (2005)
mendefinisikan kompetensi adalah ketrampilan dari seorang ahli. Di mana ahli
didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki tingkat keterampilan tertentu
atau pengetahuan yang tinggi dalam subyek tertentu yang diperoleh dari
pelatihan dan pengalaman.
Menurut Byars dan Rue (1997) kompetensi didefinisikan
sebagai suatu sifat atau karakteristik yang dibutuhkan oleh seorang pemegang
jabatan agar dapat melaksanakan jabatan dengan baik, atau juga dapat berarti
karakteristik/ciri-ciri seseorang yang
mudah dilihat termasuk pengetahuan, keahlian, dan perilaku yang memungkinkan
untuk berkinerja.
Pertimbangan kebutuhan kompetensi mencakup:
- Permintaan masa mendatang berkaitan dengan rencana dan tujuan strategis dan operasional organisasi.
- Mengantisipasi kebutuhan pergantian manajemen dan karyawan.
- Perubahan pada proses dan teknologi dan peralatan organisasi
- Evaluasi kompetensi karyawan dalam melaksanakan kegiatan dan proses yang ditetapkan.
Berdasarkan uraian di atas makna kompetensi mengandung
bagian kepribadian yang mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku
yang dapat diprediksikan pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi
siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau
standar yang digunakan. Analisa kompetensi disusun sebagian besar untuk
pengembangan karier, tetapi penentuan tingkat kompetensi dibutuhkan untuk
mengetahui efektivas tingkat kinerja yang diharapkan.
Menurut Boulter et.al (1996) level kompetensi adalah sebagai
berikut: Skill, Knowledge, Self-Concept, Self Image, Trait dan Motive. Skill
adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas dengan baik misalnya seorang
programmer komputer. Knowledge adalah informasi yang dimiliki seseorang untuk
bidang khusus (tertentu), misalnya bahasa komputer. Social role adalah sikap
dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang dan ditonjolkan dalam masyarakat
(ekspresi nilai-nilai dari), misalnya: pemimpin, Self Image adalah pandangan
orang terhadap diri sendiri, mereflesikan identitas contoh: melihat diri sendiri
sebagai seorang ahli. Trait adalah karakteristik abadi dari seseroang yang membuat
orang untuk berperilaku, misalnya: percaya diri sendiri. Motivasi adalah suatu
dorongan seseorang secara konstitusi berprilaku, sebab perilaku seperti
tersebut kenyamanan, contoh: prestasi mengemudi.
Kompetensi Skill dan Knowledge cenderung lebih nyata
(visible) dan relatif berada di permukaan (ujung) sebagai karakteristik yang
dimiliki manusia. Social role dan self image cenderung sedikit visible dan
dapat dikontrol perilaku dari luar. Sedangkan trait dan motivasi letaknya lebih
dalam pada titik sentral kepribadian. Kompetensi pengetahuan dan keahlian
relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya dengan program pelatihan untuk
meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya manusia. Sedangkan motif kompetensi
dan trait berada pada kepribadian seseorang, sehingga cukup sulit dinilai dan
dikembangkan. Salah satu cara yang paling efektif adalah memilih karakteristik
tersebut dalam proses seleksi. Adapun konsep diri dan social role terletak
diantara keduanya dan dapat diubah melalui pelatihan, psikotropi sekalipun
memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit.
Antonacopoulou dan Gerald (1996) menyebutkan kompetensi
terdiri dari sifat-sifat unik setiap individu yang diekspersikan dalam proses
interaksi dengan pihak lain dalam konteks sosial, jadi tidak hanya terbatas
pada pengetahuan dan skill yang spesifik atau standar kinerja yang diharapkan
dan perilaku yang diperlihatkan. Jadi kompetensi mencakup sikap, persepsi dan
emosi serta menekankan pada faktor interaksi personal dan sosial.
Penggunaan kompetensi sebagai dasar dari berbagai aspek
sumber daya manusia kini semakin menjadi satu trend dalam mewujudkan satu
organisasi pendidikan dan pelatihan. Kompetensi membedakan pengetahuan kerja
(job knowledge) dalam perilaku tersirat (underlying behaviours) seseorang
karyawan di dalam organisasi. Berdasarkan berbagai kajian yang dilakukan,
hampir 70% dari perusahaan swasta menggunakan modal kompetensi untuk membantu
mereka dalam strategis bisnis dan seterusnya memperbaiki kinerja perusahaan.
Kompetensi pengetahuan dan keahlian relatif mudah untuk dikembangkan, misalnya
dengan program pelatihan untuk meningkatkan tingkat kemampuan sumber daya
manusia. Sedangkan motif kompetensi dan trait berada pada kepribadian sesorang,
sehingga cukup sulit dinilai dan dikembangkan. Salah satu cara yang paling
efektif adalah memilih karakteristik tersebut dalam proses seleksi. Adapun
konsep diri dan social role terletak diantara keduanya dan dapat diubah melalui
pelatihan, psikoterapi sekalipun memerlukan waktu yang lebih lama dan sulit.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah kemampuan dan kemauan untuk melakukan sebuah tugas dengan
kinerja yang efektif. Kesimpulan ini sesuai dengan yang dikatakan Armstrong
(1998), bahwa kompetensi adalah knowledge, skill dan kualitas individu untuk
mencapai kesuksesan pekerjaannya.