TUJUAN KERJASAMA ANAK USIA DINI
Tujuan Kerjasama Anak Usia Dini sangat penting bagi perkembangan anak
usia dini. Menurut Yudha (2005) tujuan kerjasama untuk anak usia dini yaitu:
- Untuk lebih menyiapkan anak didik dengan berbagai ketrampilan baru agar dapat ikut berpartisipasi dalam dunia yang selalu berubah dan terus berkembang.
- Membentuk kepribadian anak didik agar dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial.
- Mengajak anak untuk membangun pengetahuan secara aktif karena dalam pembelajaran kerjasama (kooperatif), serta anak Taman Kanak-kanak tidak hanya menerima pengetahuan dari guru begitu saja tetapi siswa menyusun pengetahuan yang terus menerus sehingga menempatkan anak sebagai pihak aktif.
- Dapat memantapkan interaksi pribadi diantara anak dan diantara guru dengan anak didik. Hal ini bertujuan untuk membangun suatu proses sosial yang akan membangun pengertian bersama
Berdasarkan dua pendapat para ahli mengenai tujuan kerjasama dapat
ketahui bahwa kemampuan kerjasama bertujuan mengembangkan kreativitas anak
dalam berkelompok atau bermain bersama teman-temannya karena jika anak tidak
memiliki kemampuan kerjasama anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya
dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya.
Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa tujuan kemampuan kerjasama
yaitu untuk mengajak anak agar dapat saling tolong menolong, untuk menciptakan
mental anak didik yang penuh rasa percaya diri agar dapat dengan mudah beradaptasi
dengan lingkungan baru, serta dapat meningkatkan sosialisasi anak terhadap lingkungan.
Kerjasama akan terbentuk apabila semua orang memiliki tujuan serupa
tentang hal yang ingin dicapai. Menetapkan tujuan yang sama untuk semua orang
tidak selalu mudah, karena hamper setiap orang terikat dalam suatu kelompok
didasari oleh kepentingan sendiri yang ingin dicapai oleh keberhasilan kelompok. Tujuan harus dapat mengantisipasi kepentingan individual yang tergabung dalam
kelompok sosial (Yudha (2005).
Pembelajaran kerjasama dianggap sebagai suatu metode alternative yang
mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa, baik dari aspek
intelektual maupun emosional, kaitannya dengan hubungan sosial siswa. Menurut
Slawin (dalam Yudha, 2005) hakikat pembelajaran kerjasama adalah berkembangnya
sikap kerjasama antara anak yang satu dengan anak lainnya.
Selain itu menurut Tedjasaputra (2001) cooperative play atau bermain bersama
ditandai dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian peran antara
anak-anak yanng terlibat dalam permainan untuk mencapai tujuan tertentu.