ASPEK-ASPEK CITRA RAGA

Ada beberapa Aspek-aspek Citra Raga. Bentuk tubuh adalah suatu simbol diri seseorang, karena dalam hal tersebut seseorang dinilai oleh orang lain dan sebaliknya menilai diri sendiri. Menurut King dkk (dalam Rusiemi, 1993), dalam evaluasi tubuh terdapat korelasi positif yang signifikan antara nilai-nilai bagian tubuh dan nilai-nilai aspek diri, serta berhubungan dengan citra raga ideal tentang sesuatu yang disukai dan yang tidak disukai.
Hurlock (1973) menyatakan bahwa ketidakpuasan terhadap penampilan dapat tertuju pada bentuk-bentuk khusus dari tubuhnya, atau pada penampilan keseturuhan. Pernyataan ini dapat diterangkan melalui penelitian Lerner (dalam Thomburg, 1982) mengenai tingkat karakteristik tubuh menurut pentingnya. Studi ini menemukan bahwa penampilan tubuh pada umumnya menjadi hal yang penting bagi pria dan wanita. Pria dan wanita merasa bahwa proporsi tubuh, wajah, dan gigi menjadi hal yang amat penting. Pria lebih memperhatikan profil tubuh, bahu yang tegap, dan tinggi tubuh; sedangkan wanita lebih memperhatikan pada keindahan kaki, pinggang yang ramping, dada yang bagus, dan mata (Thornburg, 1982).
Menurut Fodor & Thai (dalam Paludi, 1992), wanita selalu merasa tidak puas dengan bentuk badan, rambut, gigi, berat badan, ukuran dada, dan tinggi badan. Dapat terlihat bahwa perhatian individu dalam menilai penampilan dirinya atau penampilan orang lain tertuju pada bagian per bagian tubuh, misalnva : hidung pesek, mata sipit, bibir tebal; atau keseluruhan tubuh, misalnya : badan kurus kering.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa objek citra raga adalah:
  1. Bagian-bagian tubuh; seperti lengan, perut, ukuran dan bentuk dada, pantat, pinggul, kaki, paha, wajah, rambut, gigi, hidung, (Rosen, dkk., 1995); leher, bentuk bibir, mata, pipi (Hurlock, 1993), dan atau
  2. Keseluruhan tubuh; mencakup berat badan, tinggi badan, proporsi tubuh, penampilan fisik, warna kulit (Davis, dkk., 1990), dan bentuk tubuh (Rosen, dkk., 1995).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bagian-bagian tubuh dan penampilan keseluruhan menjadi aspek dasar pengukuran terhadap citra raga. Pengukuran terhadap kedua aspek tersebut menghasilkan kepuasan atau ketidakpuasan individu terhadap bentuk-'oentuk khusus dari tubuhnya. Ketidakpuasan menunjukkan citra raga individu tersebut negatif, sebaliknya kepuasan menunjukkan citra raga yang positif.

Artikel Terkait :