DIMENSI PENILAIAN PRESTASI KERJA

Dimensi Penilaian Prestasi Kerja terdiri beberapa bagian. Penilaian prestasi kerja dapat terpenuhi apabila penilaian mempunyai hubungan dengan pekerjaan (job related) dan adanya standar pelaksanaan kerja (performance standar). Agar penilaian dapat dilaksanakan secara efektif, maka standar penilaian hendaknya berhubungan dengan hasil-hasil yang diinginkan setiap pekerja (Notoatmodjo, 1992).
Sesuai dengan analisis dimensi penilaian prestasi kerja yang diinginkan dalam penelitian ini, maka tidak semua proses penilaiannya yang telah disebutkan sebelumnya dilibatkan, akan tetapi dibatasi pada proses penilaian perilaku (behavioral). Hal ini merupakan tahapan yang sebelumnya menggunakan skala penilaian, yaitu memformulasikan terlebih dahulu faktor-faktor dari sifat dan karakteristik pekerja ke dalam bentuk perilaku yang dapat diukur (As’ad, 1991).
Dimensi penilaian sifat dan karakteristik pekerja yang digambarkan ke dalam bentuk perilaku yang dapat diukur tersebut dapat diklasifikasikan menurut penjelasan maupun contoh yang diambil dari beberapa sumber bacaan, antara lain:
  1. Ahmad S. Ruky dalam bukunya Sistem Manajemen Kinerja (2002) menyebutkan bahwa ada enam karakteristik kepribadian atau disebut juga sebagai karakteristik inti yang berlaku bagi semua orang yang bekerja di perusahaan perbankan, yaitu: teliti, akurat, taat aturan dan prosedur, gesit/cepat, penuh konsentrasi, dan ramah/sopan.
  2. Gomez-Mejia, Balkin, dan Cardy, dalam bukunya Managing Human Resource (2001:\) menyebutkan empat karakteristik, yaitu: decisiveness (ketegasan), reliability (dapat dipercaya/diandalkan), energy (kekuatan/daya kerja), dan loyality (loyalitas).
  3. Noe, A. et.al., (2000) di dalam bukunya Human Resource Management menyebutkan ada sepuluh faktor penilaian terkait dengan dimensi prestasi kerja, yaitu: knowledge (pengetahuan), Communication (komunikasi), Judgment (keputusan), Managerial skill (keterampilan manajerial), Quality performance (kualitas prestasi kerja), teamwork (kerja sama), interpersonal skill (keterampilan hubungan antar karyawan), initiative (inisiatif), creativity (kreatifitas), problem solving (pemecahan masalah).
  4. Bittel dan Newstrom (1996) di dalam bukunya yang berjudul What Every Supervisor Should Know atau yang telah diterjemahkan ke dalam Indonesia dengan judul Pedoman Bagi Penyelia disebutkan ada delapan faktor prestasi kerja, yaitu: mutu pekerjaan, kuantitas pekerjaan, keandalan, sikap, inisiatif, kerumah-tanggaan, kehadiran, potensi pertumbuhan dan kemajuan.
  5. As’ad di dalam bukunya Psikologi Industri (1991) menyebutkan empat kriteria karakteristik prestasi kerja, yaitu: pengetahuan kerja, motivasi, hubungan antar individu, dan supervisi.
Dari beberapa pendapat di atas, ada 29 dimensi penilaian prestasi kerja yang terkait dengan sifat kepribadian, perilaku, dan hasil kerja yang berhubungan dengan pekerjaan sehingga dapat dianalisis untuk disesuaikan dengan cara kerja atau operasional perusahaan perbankan Syariah Mandiri.
 Sedangkan dimensi penilaian pestasi kerja yang terdapat pada perusahaan Bank Syariah Mandiri antara lain:
Pencapaian (Achievement)
Pada tahap pencapaian ini, seorang karyawan akan dinilai tingkat prestasi kerjanya pada faktor yang berkaitan dengan:
  1. Transaksi harian yang meliputi ketelitian, kecepatan, keramahan, dan keakuratan di dalam menyediakan kebutuhan data dan melakukan jurnal transaksi.
  2. Pelayanan kepada nasabah sesuai dengan prosedur yang berlaku.
  3. Implementasi budaya sifat, antara lain: pembelajaran, tawakkal (doa), code of conduct (akhlaqul-karimah), dan ceramah (introspeksi diri).
Kemampuan (capacity)
Pada tahap kemampuan, prestasi kerja seorang karyawan dinilai menurut faktor kualitas kerja, keandalan, pemecahan masalah, dan inisiatif.
  1. Kualitas kerja merupakan evaluasi ketepatan, kelengkapan dan kerapian pekerjaan yang diselesaikan.
  2. Keandalan merupakan evaluasi kemampuan dan daya tahan kerja dalam mengontrol keseriusan bekerja serta kemauan keras dalam jenjang karir.
  3. Pemecahan masalah merupakan evaluasi kemampuan yang dapat mengatasi masalah-masalah pekerjaan tanpa menimbulkan permasalahan lain dan seterusnya.
  4. Inisiatif merupakan evaluasi kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif serta memberikan saran-saran untuk peningkatan kerja.
Perilaku dan Hubungan Kerja
Pada tahap perilaku dan hubungan kerja, seorang karyawan dinilai prestasi kerjanya melalui faktor kerjasama, komunikasi, dan kedisiplinan.
  1. Kerjasama  merupakan  evaluasi  perilaku  kerja  aktif  dengan  segala kemampuan  dan  keahliannya  untuk  saling  mendukung  dalam  tim  kerja agar  dapat  memperoleh  hasil  kerja  yang  maksimal  serta  menerima  dan menjalankan keputusan yang diambil secara sah.
  2. Komunikasi  merupakan  evaluasi  perilaku  penyampaian  pesan  maupun informasi  secara  singkat  dan jelas sehingga dapat dipahami dan ditindak-lanjuti secara benar.
  3. Kedisiplinan  merupakan  evaluasi  kuatnya  perilaku  di  dalam  mematuhi peraturan yang berlaku, mengetahui hak dan kewajiban kerja, termasuk di dalamnya disiplin masuk kerja kecuali hal-hal yang memperbolehkan tidak masuk kerja.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini untuk menentukan faktor yang relevan berdasarkan dimensi penilaian prestasi kerja, terdapat sepuluh faktor penilaian yang telah diberlakukan di Bank Syariah Mandiri. Faktor penilaian tersebut adalah: Transaksi harian, pelayanan nasabah, implementasi budaya sifat, kualitas kerja, keandalan, pemecahan masalah, inisiatif, kerjasama, komunikasi, dan kedisiplinan.

Artikel Terkait :