FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CITRA RAGA

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Raga terdiri dari beberapa macam. Berbagai macam penampilan fisik yang dianggap menarik atau tidak menarik banyak ditentukan oleh kebudayaan (Gunarsa & Gunarsa, 1986). Hal yang perlu diperhatikan dalam usaha untuk memahami atau mengerti perkembangan dari citra raga seorang gadis dan kepuasannya dengan citra raga adalah dengan memperhatikan karakteristik yang diamati dan persepsi subyektif (Blvth, dkk, 1985). Menurut Jersild (1979), citra raga digambarkan oleh tingkat kepuasan individu terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan fisik keseluruhan.
Blyth, dkk (1985) menyatakan faktor-faktor sosiokultural berperan penting dalam citra raga. Ditambahkan pula bahwa dalam lingkungan sosial tertentu ada anggapan masyarakat mengenai tubuh ideal seperti tubuh ramping, kaki panjang, dan wajah menarik. Citra seperti ini banyak digambarkan melalui majalah atau media massa dan tubuh ideal ini cenderung disukai oleh wanita.
Selanjutnya Schonfeld (dalam Blyth, dkk., 1985) mengatakan bahwa suatu evaluasi individu terhadap penampilan fisik dipengaruhi oleh:
  1. Reaksi orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan orang lain. Agar dalam interaksinya seseorang dapat diterima oleh orang lain, ia akan memperhatikan pendapat atau reaksi yang difcemukakan oleh lingkungannya, termasuk pendapat mengenai fisiknya. Bila yang terlontar adalah pendapat atau reaksi negatif maka akan timbul kekhawatiran bahwa dirinya tidak dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan hal ini akan mempengaruhi citra raga.
  2. Perbandingan dengan orang lain atau perbandingan terhadap cultural ideal. Wanita cenderung sangat peka terhadap penampilan dirinya, selalu menggambarkan dan membayangkan seperti apa tubuhnya serta minat kepada dirinya sendiri secara mendalam. Kecenderungan itu membuat wanita selalu tidak puas terhadap penampilan dirinya dan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya. Para wanita akan merasa cemas ketika membandingkan keadaan dirinya dengan stereotype yang ada dan ini akan mengurangi citra terhadap raganya.
  3. Identifikasi terhadap orang lain. Beberapa wanita merasa perlu menyulap diri agar serupa atau mendekati idola atau simbol kecantikan yang dianutnya agar ia merasa lebih baik dan lebih menerima keadaan fisiknya.
Selain ketiga hal di atas, Hardy & Heyes (1988) dan Hurlock (1993) menambahkan faktor peranan seseorang yang berpengaruh terhadap citra raga. Tubuh bagi kaum wanita berkaitan dengan peranan yang dipegangnya dalam kehidupan, khususnya dalam pergaulan dan perkawinan. Ada suatu anggapan bahwa kedudukan tertentu atau peranan tertentu dalam pekeijaan dan pergaulan lebih mudah diraih oleh mereka yang memiliki daya tarik fisik.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor sosiokultural berperan penting dalam citra raga. Pada 'tiap kebudayaan terdapat standar ideal fisik, dan standar ideal daya tarik fisik ini akan mempengaruhi citra raga dari wanita dalam berkembangnya nilai sosial mereka. Selain itu perbandingan fisik dengan orang lain dan reaksi dari orang lain terhadap fisik juga dapat mempengaruhi citra raga.

Artikel Terkait :