FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DIRI
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri adalah sebagai berikut:
Pengendalian diri
Pengendalian diri mutlak diperlukan bagi siapa saja untuk mengenali dirinya
sendiri. Segala kelebihan maupun kekurangan setidaknya diketahui untuk dapat
meningkatkan perkembangan pribadi.
Umpan balik
Umpan balik adalah sarana yang efektif untuk berinteraksi dengan diri sendiri
maupun lingkungannya untuk memperoleh jati diri kita yang sebenarnya agar
mempermudah sikap pribadi.
Upaya pembentukan sikap
Upaya pembentukan sikap adalah upaya untuk mengembangkan sisi positif dan
mengatasi sisi negatif yang dimiliki sehingga mampu memupuk sikap-sikap
positif.
Pengembangan diri
Pengembangan diri hendaknya sejalan dengan penyesuaian terhadap lingkungan
sosial yang dapat membangkitkan rasa puas, karena selain ia mampu mengembangkan
diri, lingkungan pun bisa menerimanya dengan baik.
Kesuksesan
Kesuksesan yang diraih seseorang akan meyakinkan dirinya bahwa ia memiliki
kemampuan yang cukup. Akan tetapi kesuksesan yang diraih dengan tingkat
kesulitan yang lebih besar akan memupuk rasa percaya diri dari pada kesuksesan
yang diraih dengan usaha yang sedikit.
Penampilan fisik
Individu yang memiliki penampilan menarik merasakan sikap sosial yang menguntungkan
dan hal ini akan mempengaruhi konsep diri sehingga lebih percaya diri.
Bakat
Rasa percaya diri akan meningkat dengan mantap jika seseorang memiliki bakat/keterampilan
yang membuatnya dibutuhkan orang lain.
Menurut Rini (2000) kepercayaan diri tidak diperoleh
secara instan, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak usia dini dalam
kehidupan. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang,
namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini merupakan faktor yang amat
mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua akan diterima oleh
anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan
perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang
tulus dengan anak akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut. Anak
akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di hadapan orang tuanya. Lain
halnya dengan orang tua yang kurang memberikan perhatian pada anak atau suka mengkritik,
dan sering memarahi anak. Namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji
karena orang tua tersebut tidak pernah puas dengan hasil yang dicapai oleh
anak, ataupun seolah-olah menunjukan ketidakpercayaan orang tua pada kemampuan
dan kemandirian anak. Terkadang sikap orang tua yang terlalu overprotective
terhadap anak, juga dapat berdampak meningkatkan ketergantungan dan menghambat
kepercayaan diri pada anak sehingga anak tidak dapat belajar mengatasi masalah
dan tantangannya sendiri karena segala sesuatu disediakan/dibantu orang tua.
Menurut para psikolog (Dena Khairani, 2008), orang tua
dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realistik
terhadap seorang anak ataupun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak,
menjunjung kelemahan anak, ataupun membicarakan kelebihan anak lain di depan
anak sendiri, dengan tanpa sadar telah menjatuhkan harga diri anak-anak
tersebut. Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang
tidak bisa menerima kenyataan dirinya karena di masa lalu dan bahkan hingga
kini.
Oleh Sebab itu Menurut pendapat Angelis (2003) bahwa
orang yang mempunyai kepercayaan diri berani mencoba dan melakukan hal-hal baru
dalam situasi apapun. Tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain,
karena ia merasa cukup aman dan tenang serta mempunyai ukuran sendiri mengenai
kegagalan atau kesuksesan.