KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG MEMPUNYAI KEPERCAYAAN DIRI RENDAH
Karakteristik Individu Yang Mempunyai Kepercayaan Diri
Rendah ada beberapa macam. Seorang
anak yang mempunyai
kepercayaan diri yang
rendah atau kurang percaya diri
akan memiliki sifat dan perilaku antara lain (Leman, 2000): (a) tidak mau
mencoba suatu hal yang baru; (b) merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan; (c)
punya kecenderungan melemparkan
kesalahan pada orang
lain; (d) memiliki emosi
yang kaku dan
disembunyikan; (e) mudah
mengalami rasa frustasi dan
tertekan; (f) meremehkan
bakat dan kemampuannya
sendiri; (g) mudah terpengaruh
orang lain.
Pendapat
lainnya dikemukakan oleh Widoyoko (2009)
yang menunjukkan beberapa ciri atau karakteristik individu yang kurang
percaya diri diantaranya adalah: (a)
berusaha menunjukkan sikap
konformis, semata-mata demi
mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok; (b) menyimpan rasa takut atau
kekhawatiran terhadap penolakan;
(c) sulit menerima
realita diri (terlebih menerima
kekurangan diri) dan
memandang rendah kemampuan
diri sendiri, namun di
lain pihak memasang
harapan yang tidak
realistik terhadap diri sendiri;
(d) pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif; (e) takut gagal, sehingga
menghindari segala resiko
dan tidak berani
memasang target untuk berhasil;
(f) cenderung menolak
pujian yang ditujukan
secara tulus (karena undervalue
diri sendiri); (g)
selalu menempatkan atau
memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak
mampu; (h) mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib,
sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan atau penerimaan serta bantuan
orang lain).
Secara khusus Hakim
(2005) mengidentifikasi berbagai
gejala perilaku tidak percaya
diri di kalangan remaja terutama yang berusia sekolah antara SMP dan SMA,
antara lain:
- Takut menghadapi ulangan
- Menarik perhatian dengan cara yang kurang wajar. Pada saat belajar mengajar di kelas, perilaku menarik perhatian teman-teman di kelas ditunjukkan dengan bertingkah laku yang berlebihan (over acting), seperti mengeluarkan berbagai perkataan (“nyeletuk”) dan melakukan berbagai ulah untuk membuat teman tertawa saat sedang belajar di kelas. Perbuatan seperti ini umumnya dilakukan oleh siswa yang memiliki berbagai kekurangan dalam prestasi.
- Tidak berani bertanya dan menyatakan pendapat. Pada saat guru member kesempatan untuk bertanya, yang terjadi adalah jarang siswa yang berani bertanya sekalipun mereka belum mengerti pelajaran yang baru dijelaskan. Begitu pula dalam menyatakan pendapat. Setiap kali guru member kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat, jarang siswa yang memiliki inisiatif dan keberanian untuk menyatakan pendapatnya.
- Salah tingkah atau grogi saat tampil di depan kelas. Jika guru memerintahkan siswa satu per satu tampil di depan kelas untuk mengerjakan suatu tugas, maka akan tampak jelas perbedaan antara siswa yang memiliki rasa percaya diri dan siswa yang tidak percaya diri. Pada saat seorang siswa yang tidak percaya diri tampil di depan kelas biasanya akan tampak gejala antara lain bicara tergagap-gagap, muka agak pucat, tidak berani menatap teman-teman yang sedang dihadapinya, dan gemetar.
- Timbulnya rasa malu yang berlebihan. Untuk tampil percaya diri dan menunjukkan eksistensi (keberadaan diri), seseorang dapat mengalami berbagai hambatan, seperti timbul rasa malu yang berlebihan dan sering dikompensasikan dalam bentuk tingkah laku yang justru mencerminkan tingkah laku yang agresif, nakal dan sikap tidak sopan.
- Tumbuhnya sikap pengecut. Gejala sikap pengecut bisa dilihat pada remaja yang ingin menunjukkan keberadaannya sebagai jagoan yang suka berkelahi seperti dalam film. Akan tetapi, karena rasa percaya diri yang rendah maka hal ini diwujudkan dengan cara berkelahi main keroyokan. Selain itu, banyak siswa yang ingin banyak bicara di kelas pada saat guru mengajar, tetapi mereka tidak berani menyatakannya secara wajar. Keinginan berbicara tadi diwujudkannya dalam bentuk sikap “nyeletuk” yang kadang-kadang tidak sopan karena bertujuan untuk sekedar menarik perhatian teman kelas.
- Sering mencontek pada saat menghadapi tes. Gejala tidak percaya diri saat menghadapi tes ditunjukkan dengan timbulnya rasa cemas, gugup dan keluar keringat dingin. Sebelum tes dimulai, siswa sudah meminta tolong pada temannya agar mau duduk di dekatnya dan mau membantunya. Pada saat tes berlangsung, banyak siswa yang melihat buku catatan atau melihat lembaran tes temannya.
- Mudah cemas dalam menghadapi berbagai situasi. Gejala tidak percaya diri akibat perubahan situasi antara lain menghadapi lingkungan baru, menghadapi orang-orang yang baru dikenal, timbulnya suasana persaingan di sekolah, masuk ke lingkungan yang ramai, atau berhadapan dengan orang yang status sosialnya lebih tinggi.
- Salah tingkah dalam menghadapi lawan jenis. Gejala tidak percaya diri muncul ditunjukkan dengan mengganggu lawan jenis, tidak berani sama sekali untuk bergaul dengan lawan jenis atau salah tingkah jika didekati oleh lawan jenis dan cenderung menghindar.
- Tawuran dan main keroyok. Kenakalan remaja dalam bentuk perkelahian merupakan salah satu bentuk kelemahan kepribadian remaja. Banyak siswa yang mengambil jalan pintas untuk ikut tawuran jika merasa ada pihak dalam jumlah yang lebih banyak dan mundur karena takut jika hanya sedikit orang yang ikut.