TUJUAN BIMBINGAN KELOMPOK

Tujuan  layanan  bimbingan  kelompok  menurut  Tohirin  (2007) dikelompokkan  menjadi  dua  yaitu  tujuan  umum dan  tujuan  khusus. Secara umum  layanan  bimbingan  kelompok  bertujuan  untuk  pengembangan kemampuan  bersosialisasi,  khususnya  kemampuan  berkomunikasi  perserta layanan  (siswa).    Secara  lebih  khusus  layanan  bimbingan  kelompok  bertujuan untuk  mendorong  pengembangan  perasaan,  pikiran,  persepsi,  wawasan  dan sikap  yang  menunjang  perwujudan  tingkah  laku  yang  lebih  efektif,  yaitu peningkatan  kemampuan  berkomunikasi  baik  verbal  maupun  non  verbal  para siswa.
Tujuan  layanan  bimbingan  kelompok  juga  dikemukakan  oleh  Amti (1992) yang dikelompokkan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.  Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang mengalami  masalah  melalui  prosedur  kelompok.  Selain  itu  juga mengembangkan  pribadi  masing-masing anggota  kelompok  melalui  berbagi suasana  yang  muncul  dalam  kegiatan  itu,  baik  suasana  yang  menyenangkan maupun  yang  menyedihkan.   
Secara  khusus  bimbingan  kelompok  bertujuan untuk:
  1. Melatih  siswa  untuk  berani  mengemukakan  pendapat  di  hadapan teman-temannya
  2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok
  3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnyamelatih 
  4. Untuk  dapat  mengendalikan  diri  dalam  kegiatan  kelompok
  5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain
  6. Melatih siswa memperoleh  keterampilan  social
  7. Membantu  siswa  mengenali  dan memahami dirinya dalam hubungannya dengan  orang lain.
Winkel  dan  Sri  Hastuti  (2004)  menyebutkan  manfaat  layanan bimbingan  kelompok  adalah  mendapat  kesempatan  untuk  berkontak  dengan banyak siswa; memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa; siswa dapat menyadari tantangan yang akan dihadapi; siswa dapat menerima dirinya setelah menyadari bahwa teman-temannya sering menghadapi persoalan, kesulitan dan tantangan  yang  kerap  kali  sama;  dan  lebih  berani  mengemukakan pandangannya sendiri  bila  berada  dalam  kelompok; diberikan  kesempatan untuk  mendiskusikan  sesuatu  bersama;  lebih  bersedia  menerima  suatu pandangan atau pendapat bila dikemukakan oleh seorang teman daripada  yang dikemukakan oleh seorang konselor.

Artikel Terkait :