OPERASI HITUNG PADA BILANGAN KABUR
Abstract: Perkembangan
matematika pada abad ke-20 relatif cepat sesuai dengan kebutuhan pengguna
matematika dalam menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah
satu materi matematika yang berkembang
adalah himpunan dan bilangan kabur. Istilah kabur diterjemahkan dari
kata fuzzy, sehingga timbul istilah fuzzy set (himpunan kabur), fuzzy number
(bilangan kabur), dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari gejala kekaburan
banyak dijumpai, misalnya: (1). “kumpulan siswa yang pandai”, (2).“kumpulan
kurang lebih 15”, dan (3). “kecepatan mobil sekitar 100 km/jam”. Contoh-contoh
tersebut berbeda dengan: (4). “siswa yang
mempunyai sepeda”, (5).“anaknya 3 orang”. Contoh 4 dan 5 termasuk
himpunan tegas sedangkan contoh 1, 2,
dan 3 disebut himpunan tak tegas (kabur).
Zadeh (1960), mengatakan bahwa sistem analisis matematika tradisional
yang dikenal sampai saat bersifat terlalu eksak, sehingga tidak dapat berfungsi
dalam banyak masalah dunia nyata yang sering amat kompleks. Terobosan baru yang
diperkelnalkan oleh Zadeh adalah memperluas konsep himpunan klasik (tegas)
menjadi himpunan kabur. Dalam himpunan tegas, fungsi karakteristik dari himpunan A, bernilai 0 atau 1.
Sedangkan dalam himpunan kabur fungsi karakteristik menggunakan konsep fungsi
keanggotaan (membership function), yang nilainya berada dalan selang tertutup
[0,1]. Konsep tentang himpunan kabur
ini, berkembang meluas dalam konsep bilangan kabur. aplikasinya dalam bentuk
besaran yang dinyatakan dengan bilangan yang tidak tepat, misalnya “sekitar 4
km”, “mendekati 10”. Berkaitan dengan konsep bilangan kabur, tidak terlepas
dari operasi hitung dasar yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian , dan
pembagian pada bilangan kabur.
Kata Kunci: Himpunan Kabur,
bilangan kabur, operasi hitung
Penulis: Rasiman
Kode Jurnal: jppendidikandd100104
Pesan jurnal yang anda butuhkan disini....
>>> KLIK DISINI <<< ...