ASPEK BIOTEKNIK DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA RAJUNGAN DI PERAIRAN TELUK BANTEN
ABSTRAK: Perikanan Indonesia
mempunyai potensi sumberdaya
ikan laut yang
besar. Salah satu
potensi perikanan laut tersebut adalah rajungan (Portunus pelagicus).
Rajungan merupakan salah satu jenis Crustracea yang populer di masyarakat dan keberadaannya
hampir tersebar di seluruh Perairan Indonesia. Permasalahan yang biasa terjadi
dalam pengelolaan sumberdaya perikanan adalah permasalahan biologi yaitu dapat
menyebabkan penurunan stok sumberdaya
ikan dan penurunan penerimaan
nelayan. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan salah
satu cara yang
digunakan oleh para
ahli biologi perikanan,
yaitu melakukan pengendalian intensitas dalam
mengeksploitasi sumberdaya rajungan,
sehingga dapat dicapai
produksi maksimum lestari. Pengusahaan tersebut
harus memberikan manfaat
ekonomi yang maksimum
bagi nelayan. Penelitian
ini bertujuan untuk :
1) Mendeskripsikan unit
penangkapan jaring rajungan
yang terdiri atas
konstruksi alat tangkap, metode
pengoperasian, dan produktivitas
alat tangkap jaring
rajungan; 2) Menentukan
pengaruh aktivitas
pemanfaatan sumberdaya rajungan
terhadap tingkat biomass,
tingkat produksi dan
sustainable di Perairan Teluk
Banten. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian
ini terdiri atas
data primer dan
data sekunder. Data primer
diperoleh langsung oleh
peneliti dengan melakukan
wawancara langsung kepada nelayan menggunakan kuesioner yang
telah disiapkan sebelumnya dan melakukan pengamatan mengenai unit penangkapan
rajungan di Perairan Teluk Banten. Data sekunder diperoleh dari Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) Karangantu dan Dinas Perikanan Provinsi Banten yang
berupa data time series dari Tahun 2000-2008. Penelitian
menggunakan data time
series Tahun 2000-2008
diolah menggunakan Microsoft
Office Excel. Konstruksi jaring
rajungan terdiri atas badan jaring, tali ris, pelampung, tali pelampung, pemberat
timah, tali pemberat, pelampung tanda, tali pelampung tanda, pemberat batu, dan
tali pemberat batu. Produktivitas alat tangkap jaring rajungan pada Tahun 2008
sebesar 209,37 kg per unit, sedangkan Tahun 2010 sebesar 320 kg per unit.
Produktivitas alat tangkap jaring rajungan pada Tahun 2008 sebesar 10,72 kg per
trip dan Tahun 2010 sebesar 5,33 kg per trip. Produktivitas alat tangkap jaring
rajungan per biaya operasional Tahun 2010 sebesar 0,0000676 kg per rupiah.
Jumlah unit penangkapan jaring rajungan yang optimum untuk beroperasi di Perairan
Teluk Banten adalah sebanyak 178 unit.
Kata kunci: aspek bioteknik,
rajungan, perairan Teluk Banten
Penulis: Roza Yusfiandayani,
M.P. Sobari
Kode Jurnal: jpperikanandd110083