SIFAT MEKANIS BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper)
ABSTRAK: Penelitian ini
bertujuan mendapatkan nilai kekakuan dan kekuatan lentur maksimum bamboo betung
(Dendrocalamus asper) dengan posisi kulit bambu yang berbeda, serta untuk
menentukan nilai kekuatan tarik sejajar serat bambu betung. Kekakuan, kekuatan
lentur maksimum, dan kekuatan tarik sejajar serat berturut-turut dinyatakan
dalam MOE (modulus of elastcity), MOR (modulus of rupture), dan ótr// (maximum
tensile strength). Bambu betung yang berumur +- 4 tahun digunakan dalam
penelitian ini.Sepuluh spesimen uji masing-masing digunakan untuk pengujian
lentur dengan posisi kulit bambu di serat
atas/daerah tekan, di serat bawah/daerah tarik, dan pengujian tarik
sejajar serat. Pengujian dilaboratorium dilakukan berdasarkan ASTM D143-05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi kulit bamboo mempengaruhi nilai MOE
dan MOR. Bambu dengan posisi kulit di serat atas/daerah tekan cenderung memiliki
nilai MOE dan MOR lebih tinggi dibandingkan bambu dengan posisi kulit di serat
bawah/daerah tarik. Bambu dengan posisi kulit di serat atas memiliki nilai MOE
= 62118,90 kg/cm2 dan MOR = 826,36 kg/ cm2, sedangkan bambu dengan posisi kulit
di serat bawah memiliki nilai MOE= 51563,20 kg/cm2 dan MOR= 633,38 kg/cm2.
Kekuatan tarik sejajar serat bambu diperoleh sebesar 2309,00 kg/cm2.
Kata Kunci: Kekakuan, Kekuatan
Lentur, MOE, MOR, Kekuatan Tarik
Penulis: Fengky S. Yoresta
Kode Jurnal: jpkehutanandd130048