Suhu dan Salinitas Permukaan Merupakan Indikator Upwelling Sebagai Respon Terhadap Angin Muson Tenggara di Perairan Bagian Utara Laut Sawu
Abstract: Laut Sawu merupakan
bagian perairan Indonesia yang secara langsung berbatasan dengan Samudera
Hindia. Di bagian utara, terutama perairan selatan Selat Flores, Selat Lamakera
dan Selat Alor merupakan perairan dinamik dengan perubahan suhu dan salinitas
permukaan yang signifikan pada musim angin muson tenggara. Dinamika perairan
tersebut terutama di lapisan permukaan sangat dipengaruhi pola tiupan angin
muson. Pada bulan Juni-Juli angin muson tenggara bertiup dengan kekuatan
maksimum di sebagian wilayah Indonesia termasuk di bagian utara Laut Sawu.
Tiupan angin tersebut menyebabkan pergerakan massa air permukaan cenderung
bergerak ke arah barat. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya pengangkatan
massa air lapisan dalam ke permukaan di bagian utara Laut Sawu. Suhu permukaan
laut di laut Flores berkisar antara 27,45-27,79 oC dengan rerata 27,62±0,14 oC,
sedangkan pada stasiun pengamatan di bagian selatan dan berhubungan langsung
dengan Laut Sawu, suhu perairan berkisar 25,25-26,75 oC dengan rerata
25,90±0,43oC. Secara umum sebaran suhu pada lapisan permukaan laut pada
kedalaman 0-5 m menunjukkan semakin ke selatan massa air permukaan laut semakin
dingin. Pusat konsentrasi massa air dengan suhu terendah di selatan Selat Alor
berkisar antara 25,25-25,89oC. Dinginnya massa air perairan bagian utara Laut
Sawu mengindikasikan kemungkinan terjadi pengangkatan massa air dalam ke
permukaan pada perairan tersebut.
Kata kunci: Laut Sawu,
upwelling, salinitas, suhu permukaan laut, termoklin
Penulis: Simon Tubalawony, Edi
Kusmanto, Muhadjirin
Kode Jurnal: jpperikanandd120122