Evaluasi Kemampuan Pengendalian Banjir pada 37 Embung di Hulu Kota Semarang

ABSTRAK: Banjir dan genangan yang terjadi di Semarang menyebabkan banyak kerusaakan. Salah satu penyebab banjir adalah aliran dari daerah hulu. Embung yang di bangun di daerah hulu adalah salah satu cara untuk mengendalikan aliran air dari daerah hulu, sehingga tidak menyebabkan banjir. Embung  adalah waduk kecil yang  menahan dan menyimpan kelebihan air jika terjadi hujan lebat, dan melepaskan  kehilir sesudahnya. Untuk tujuan pengendalian banjir Kota Semarang, dilakukan evaluasi kemampuan menurunkan debit banjir pada 37 calon embung yang mungkin dibangun di daerah hulu Kota Semarang. Evaluasi kemampuan embung dilakukan dari data topografi, analisa hidrologi, penelusuran banjir, dan simulasi debit menggunakan metode Nakaayasu dengan periode ulang 50 tahun. Spesifikasi teknik 37 embung yang dievaluasi adalah: Tinggi embung dari dasar sampai mercu pelimpah antara 2 s/d 10 meter kecuali Embung UNDIP yang mempunyai ketinggian 25 meter, panjang pelimpah antara 1 s/d 14 meter, tinggi jagaan antara 5 s/d 7 meter. Dari design diatas, 37 rencana  embung masing-masing dapat mengurangi debit puncak antara 29,4  %  s/d 89,7 % dari debit semula, dengan waktu perlambatan 1 s/d 3 jam. Embung Bandarjo adalah yang terbesar dengan kemampuan reduksi sebesar 820,6  m3/s, atau setara dengan 87,9 %, dengan waktu perlambatan 1 jam, disusul Karang Dampya kemampuan reduksi  sebesar 256,2  m3/s, atau setara dengan 87,0 %, waktu perlambatan 3 jam. Embung Watupawon walaupun kemampuan reduksinya hanya  sebesar 38,60 m3/s, atau tetapi setara de-ngan 89,7 % dari debit semula dengan waktu perlambatan 3 jam.
Kata-kata Kunci: Pengendalian banjir, evaluasi, embung
Penulis: Hermono Suroto Budinetro, Tauvan Ari Praja, dan Sri Rahayu
Kode Jurnal: jptsipildd100045

Artikel Terkait :