KAJIAN NONSEISMIK DAN SEISMIK JEMBATAN KOMPOSIT SEDERHANA MULTI BENTANG YANG DIRETROFITTING MENGGUNAKAN LIINK SLAB

ABSTRAK: Jembatan di Indonesia umumnya menggunakan sistim di atas dua perletakan atau sistim sederhana multi bentang, yang ditan-dai dengan adanya expansion joint. Dengan adanya expansion joint tersebut muncul beberapa permasalahan yaitu: akibat in-trusi air hujan timbul korosi pada balok pemikul dan perletakannya, mengurangi kenyamanan pemakai jembatan, biaya yang tinggi dalam perawatan serta berkurangnya umur jembatan. Akibat beban gempa, jembatan sederhana multi bentang sangat mungkin rusak akibat terpisahnya bentang jembatan pada expansion joint. Dalam studi ini, expansion joint yang ada diretro-fitting dengan konstruksi lantai menerus menggunakan  link slab. Studi dilakukan pada jembatan komposit dengan bentang 12, 16, 20, 25 dan 30 m menggunakan Standar Bangunan Atas Jembatan Komposit dari Kementerian Pekerjaan Umum. Pem-bebanan mengacu pada standar RSNI 2005 dan analisis dilakukan dengan dua cara. Pertama, analisis non seismik (statik) dimana dua metode digunakan untuk memodelkan link slab yaitu secara analitik dan numerik. Kedua, atas dasar studi tersebut, dikaji secara seismik (dinamik) aplikasi link slab pada jembatan layang  komposit sederhana bentang 4x20 meter. Pada analisis seismik, digunakan perletakan elastomer dan retrofitting dilakukan dengan 2 alternatif, berdasarkan penempatan link slab yang berbeda. Metoda yang digunakan adalah Metoda Simplikasi, Analisis Respon Spektrum dan Analisis Riwayat Waktu dengan lima rekaman gempa dengan kandungan frekuensi yang berbeda. Peak Ground Acceleration (PGA) rekaman-rekaman gempa diskalakan ke spektral percepatan Daerah Gempa-1 RSNI 2005 dengan cara menyamakan intensitasnya. Hasil studi menunjukkan, pada pembebanan statik, panjang zona nirlekat link slab berkisar antara (5,5-14,5)% dari bentang balok. Untuk setiap bentang balok, makin pendek zona nirlekat, makin besar tegangan tulangan pada link slab dan semakin panjang ben-tang jembatan semakin kecil panjang zona nir lekatnya. Hasil lain, penggunaan link slab mengurangi displesemen jembatan a-rah longitudinal akibat beban gempa cukup signifikan. Tegangan tarik yang terjadi pada tulangan link slab, yang sebelumnya sudah didisain dengan beban statik, masih sangat aman terhadap beban gempa rencana (maksimum 22,3% tegangan leleh) dan retak yang terjadi pada link slab masih di bawah yang disyaratkan ASSHTO. Hal lain  yang perlu mendapat perhatian pa-da retrofitting jembatan dengan menggunakan link slab adalah timbulnya gaya tambahan horisontal sampai 79% pada abut-men, meskipun di sisi lain ada pengurangan gaya pada pilar sebesar 59%.
Kata-kata Kunci: jembatan komposit, link slab, retrofitting, nonseismik, seismic
Penulis: Hidajat Sugihardjo 
Kode Jurnal: jptsipildd100048

Artikel Terkait :