TINGKAT KEBISINGAN PADA PERUMAHAN DI PERKOTAAN
Abstrak: Permasalahan yang saat ini menjadi isu di
lingkungan perumahan adalah peningkatan pencemaran udara dan kebisingan. Sumber
kebisingan yang dominan di lingkungan perumahan adalah berasal
dari lalu-lintas kendaraan
bermotor. Jumlah kendaraan
bermotor di Indonesia semakin tahun semakin meningkat,
akibatnya lingkungan perumahan di Perkotaan menjadi bising. Kebisingan sendiri
terkait dengan kepadatan lalulintas. Kondisi ini ditambah dengan penyediaan sarana
jalan yang tidak memadai menjadikan
lingkungan perumahan menjadi jalan pintas dari dan ke jalan umum. Hal ini
semakin menimbulkan kebisingan di lingkungan perumahan. Penelitian yang dilakukan di
Kota Yogyakarta dan DKI Jakarta
memperlihatkan bahwa tingkat
kebisingan yang terjadi di
lingkungan perumahan telah
berada diatas ambang
baku mutu yang
disyaratkan. Kebisingan yang terjadi di lingkungan perumahan sudah
saatnya memerlukan penanganan yang serius,
mengingat pengaruh buruk
dari kebisingan terhadap
kesehatan manusia pada
akhirnya akan mempengaruhi
kualitas hidup masyarakat.
Berbagai penanganan
kebisingan telah banyak dilakukan terutama terkait pada 3
(tiga) hal, yaitu pada sumber suara, media suara dan penerima. Penanganan
secara arsitektural lebih tepat ditujukan pada penanganan media perambatan
suara. Pengolahan ‘jalan’ bunyi yang dalam hal ini bertujuan untuk mengurangi
kebisingan yang diterima oleh
penerima dapat dilakukan
dengan cara: Pertama,
memperpanjang jalannya media perambatan dengan
cara menjauhkan antara
sumber suara dengan
penerimanya. Kedua, memberi penghalang
antara sumber dengan
penerima, penghalang dapat
berupa dinding penghalang, barier
tanaman, maupun fasade
bangunan itu sendiri.
Penanganan secara non Arsitektural dapat
dilakukan dengan cara
membuat kendaraan bermotor
yang lewat lingkungan perumahan menurunkan kecepatannya
sampai kurang lebih 20 km/jam.
Penulis: Moch Fathoni Setiawan
Kode Jurnal: jptsipildd100097