MEKANISME KERJA ANTIBIOTIK
Mekanisme kerja antibiotik menghambat mikroba melalui
beberapa cara yang berbeda yaitu, antibiotik bekerja menghambat sintesis
dinding sel mikroba, mengganggu membran sel mikroba, menghambat sintesis protein
dan asam nukleat mikroba, dan mengganggu metabolisme sel mikroba (Suwandi
1992). Antibiotik menghambat pertumbuhan mikroba dengan cara bakteriostatik
atau bakterisida. Hambatan ini terjadi sebagai akibat gangguan reaksi yang
penting untuk pertumbuhan. Reaksi penting ini mungkin merupakan satu-satunya
jalan untuk mensintesis makromolekul seperti protein atau asam nukleat,
sintesis struktur sel seperti dinding sel atau membran sel dan sebagainya.
Penghambatan pada beberapa reaksi dapat terjadi secara
langsung yaitu antibiotik langsung memblokir beberapa reaksi tersebut, namun
masing-masing reaksi memerlukan konsentrasi antibiotik yang berbeda.
Ketergantungan pada konsentrasi ini menggambarkan perbedaan kepekaan reaksi
tersebut terhadap antibiotik. Selain itu, pengaruh antibiotik juga dapat
terjadi secara tidak langsung yaitu berupa pengaruh sekunder akibat gangguan
pada reaksi lain sebagai pengaruh primer (Suwandi 1992).
Antibiotik tertentu dapat menghambat beberapa reaksi.
Reaksi tersebut ada yang penting untuk pertumbuhan dan ada yang kurang penting.
Toksisitas selektif rendah kurang dapat diterima, karena dapat mengganggu
proses penting sel inang. Banyak proses penting pada bakteri yang dipengaruhi
antibiotik mempunyai kemiripan dengan proses penting pada sel manusia seperti
sintesis protein, sehingga antibiotik tersebut juga dapat mengganggu proses
pada sel manusia (Snow 1977).
Antibiotik yang baik harus memiliki aktivitas
antimikroba yang efektif dan selektif serta memiliki aktivitas bakterisida.
Sifat toksisitas selektif diperlukan agar aktivitas gangguan pada mikroba
penginfeksi lebih besar daripada gangguan pada sel inang. Derajat toksisitas
selektif tergantung pada struktur yang dimiliki sel bakteri dan sel manusia,
misalnya dinding sel bakteri yang tidak dimiliki oleh sel manusia. Antibiotik
dengan mekanisme kegiatan pada dinding sel bakteri mempunyai toksisitas
selektif relatif tinggi (Dancer 2004).
Dalam banyak hal ada kesulitan untuk membedakan gangguan tersebut bersifat
primer atau sekunder. Contoh streptomisin yang mengganggu beberapa reaksi
antara lain mempengaruhi sintesis protein, sintesis RNA dan DNA, integritas membran
sel dan respirasi, tetapi tidak diketahui apakah semuanya merupakan pengaruh
primer atau sekunder (Suwandi 1992). Dalam beberapa hal mekanisme kegiatan
antibiotik sulit diterangkan, karena beberapa alasan, seperti:
- Kesulitan menetapkan gangguan tersebut sebagai pengaruh sekunder atau primer.
- Kebanyakan antibiotik merupakan substansi kimia yang rumit dan sering tidak mungkin disintesis secara kimia, sehingga sulit membuat antibiotik bertanda radioaktif.
- Reaksi esensial yang diblokir, mungkin belum diketahui dengan jelas.
- Metabolisme organisme berbeda satu sama lain walaupun pada prinsipnya sama, sehingga mekanisme kegiatan pada satu organisme, mungkin bukan cara antibiotik tersebut menghambat pertumbuhan organisme lainnya.
Artikel Terkait :
Antibiotik