PENELITIAN NILAI KALOR BRIKET TONGKOL JAGUNG DENGAN BERBAGAI PERBANDINGAN SEKAM PADI

Abstract: Sekam padi dan tongkol jagung perlu dikombinasikan dalam pembuatan briket disebabkan karena padi dan jagung merupakan hasil pertanian terbesar pertama dan kedua. Kedua komoditi ini menghasilkan limbah berupa sekam dan tongkol dan keduanya dapat dikarbunasi untuk selanjutnya dapat dibuat briket. Bagaimanakah sifat termal (nilai kalor), sifat-sifat fisik sekam padi dengan berbagai komposisi tongkol jagung dan sekam padi. Penelitian ini dibatasi pada pembuatan briket limbah tongkol jagung dan sekam padi dengan berbagai perbandingan dan melakukan pengujian nilai kalor atas (HHV) serta menentukan sifat termal yaitu nilai kalor, kandungan air, kadar abu, kandungan volatile matters dan fixed carbon. Kandungan moisture yang terdapat dalam masing-masing komposisi briket yang dihasilkan apabila dibandingkan dengan standar mutu briket, akan sesuai dengan standar mutu biket komersial, impor, Jepang, dan Amerika; kecuali standar mutu briket Inggris. Persentase kadar abu yang terdapat dalam masing-masing perbandingan briket yang dihasilkan apabila dibandingkan dengan standar mutu briket, tidak memenuhi standar mutu briket yang ada. Tingginya nilai kandungan kadar abu yang dihasilkan disebabkan karena proses karbonasi yang belum optimal. Persentase volatile matter yang terdapat dalam masing-masing komposisi briket yang dihasilkan apabila dibandingkan dengan standar mutu briket, maka briket yang dihasilkan memenuhi syarat standar mutu briket impor dan Jepang; namun tidak memenuhi standar mutu briket komersial, Inggris, dan Amerika. Kandungan fixed carbon yang terdapat dalam briket yang dihasilkan lebih baik (kadar karbon tetapnya lebih besar) apabila dibandingkan dengan beberapa peneliti sebelumnya, namun hasilnya lebih rendah (kadar karbon tetapnya lebih kecil) bila dibandingkan dengan arang biomassa dan briket sarang tawon. Nilai kalor yang terdapat dalam briket yang dihasilkan lebih baik (nilai kalornya lebih besar) apabila dibandingkan dengan briket sekam padi yang dihasilkan oleh Bhattacharya dkk (2006), Martirena (2002), dan Assureira (2002); namun hasilnya lebih rendah (nilai kalornya lebih kecil) bila dibandingkan dengan arang biomassa dan briket sarang tawon yang dihasilkan oleh Shrestha (2006) serta briket jerami tebu yang dihasilkan oleh Martirena (2002).
Keywords: Tongkol Jagung; Sekam Padi; Nilai Kalor
Penulis: Andi Mangkau, Abdul Rahman, Glendi Bintaro
Kode Jurnal: jptmesindd110134

Artikel Terkait :