Akurasi Deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan Teknik PCR menggunakan “Primer X” dibandingkan dengan Pemeriksaan Mikroskopik (BTA) dan Kultur Sputum Penderita dengan Gejala Tuberkulosis Paru
Abstract: Akhir-akhir ini,
terjadi peningkatan jumlah penderita tuberkulosis. Guna pembe-rantasan penyakit
TBC, diagnosis dan deteksi Mycobacterium tuberculosis menjadi amat penting.
Deteksi tersebut dapat dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR),
pemeriksaan mikroskopik, dan kultur bakteri. Tujuan penelitian ini adalah
menilai sensitivitas, spesifisitas, dan akurasi deteksi Mycobacterium
tuberculosis dalam sputum penderita TBC paru dengan teknik PCR dibandingkan
pemeriksaan secara mikroskopik (Bakteri Tahan Asam/BTA) dan kultur bakteri TBC
dalam sputum.
Penelitian ini merupakan suatu uji diagnostik yang dirancang secara cross
sectional. Penelitian dilakukan terhadap penderita TB paru di BP4 Jl Cibadak
Bandung, mulai April 2004 sampai dengan Agustus 2004.Pemeriksaan sputum
penderita dilakukan dengan tiga teknik pemeriksaan, yaitu dengan teknik PCR,
pemeriksaan BTA secara mikroskopik, dan kultur bakteri.
Dibandingkan dengan pemeriksaan Bakteri Tahan Asam secara mikroskospik,
deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan teknik PCR memiliki sensitivitas 30%,
spesifisitas 80%, dan akurasi 47%. Uji kemaknaan dengan Mc Nemar memberikan
hasil adanya perbedaan yang bermakna. (p < 0,01).
Dibandingkan dengan metode kultur bakteri TBC, deteksi Mycobacterium
tuberculosis dengan teknik PCR memiliki sensitivitas 65%, spesifisitas 40%, dan
akurasi 57%. Uji kemaknaan dengan Mc Nemar memberikan hasil tidak adanya
perbedaan yang bermakna. (p = 1,0). Dibandingkan dengan pemeriksaan Bakteri
Tahan Asam secara mikroskospik, deteksi Mycobacterium tuberculosis dengan
metode kultur bakteri TBC memiliki sensitivitas 31,6%, spesifisitas 81,8%, dan
akurasi 50%. Uji kemaknaan dengan Mc Nemar memberikan hasil adanya perbedaan
yang bermakna. (p < 0,01).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa deteksi Mycobacterium
tuberculosis dengan teknik PCR sama baiknya dengan kultur bakteri TBC, namun
waktu pemeriksaan dengan teknik PCR lebih singkat dibandingkan dengan kultur
bakteri TBC. Mycobacterium tuberculosis banyak tidak terdeteksi dengan pemeriksaan
mikroskopik (BTA).
Penulis: Diana Krisanti
Jasaputra, Philips Onggowidjaja, Sylvia Soeng
Kode Jurnal: jpkedokterandd050027