Gerakan repetitif berulang sebagai faktor risiko terjadinya sindrom terowongan karpal pada pekerja wanita di pabrik pengolahan makanan

ABSTRAK: Industri pengolahan makanan yang melibatkan pekerja dengan kegiatan tangan berulang secara terus menerus dapat mengakibatkan sindrom terowongan karpal (STK). Berbagai penelitian di luar negeri menunjukkan besarnya prevalensi STK berkisar antara 22–73%. Wanita mempunyai risiko tiga kali lebih besar untuk terjadinya STK dibandingkan pria. Prevalensi STK di kalangan pekerja pengolahan makanan di Indonesia masih belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya STK. Data diperoleh melalui wawancara dengan kuesioner, observasi, pemeriksaan fisik, dan tes provokatif. Prevalensi STK pada bagian  slaughter house  yang terdiri dari bagian  cut up  dan  evisceration adalah sebesar 27%. Faktor jumlah gerakan repetitif tinggi (>1200 gerakan/jam) (OR=2,42; CI=1,57–3,74) dan indeks massa tubuh/IMT>25 (OR=3,72; CI=1,45–9,53) berhubungan bermakna dengan STK . Gerakan repetitif pergelangan tangan yang tinggi mempunyai risiko 2,42 kali lebih besar dibandingkan gerakan repetitif pergelangan tangan yang rendah. Hal ini berarti bahwa perlu dilakukan rotasi kerja antara pekerja  cut up dan  evisceration di bagian  slaughter house  untuk mencegah terjadinya STK.
Kata kunci: Sindrom terowongan karpal (STK), gerakan repetitif, wanita
Penulis: Lie T Merijanti S
Kode Jurnal: jpkedokterandd050009

Artikel Terkait :