Penatalaksanaan rasa nyeri pada lanjut usia

ABSTRAK: Rasa nyeri merupakan keluhan yang paling sering dijumpai pada lanjut usia (lansia) saat berkunjung ke dokter. Penatalaksanaan rasa nyeri yang tidak efektif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup lansia. Penilaian rasa nyeri pada lansia memerlukan perhatian dan strategi khusus untuk menjamin informasi yang dikumpulkan akurat. Tidak ada satupun pertanda biologik yang objektif untuk rasa nyeri, maka laporan pasien tentang rasa nyeri merupakan hal penting untuk menilai parameter rasa nyeri (intesitas, durasi, kronisitas) dan mengidentifikasi penyebab potensial terjadinya rasa nyeri. Penatalaksaan rasa nyeri yang direkomendasikan oleh  World Health Organization menganjurkan pengobatan rasa nyeri pada lansia dilakukan secara konservatif dan bertahap. Asetaminofen, obat nonsteroid anti inflamasi (ONSAI) dan siklo-oksigenase 2 (COX-2) merupakan obat analgesic pertama yang seringkali digunakan pada penatalaksanaan rasa nyeri.Golongan opioid yang lemah seperti codein dan tramadol digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang ringan sampai berat. Sedangkan rasa nyeri yang berat sangat efektif bila diobati dengan golongan opioid seperti oksikodon dan morfin. Steroid, antikonvulsan, anestesi local topikal dan antidepresan dapat digunakan sebagai obat tambahan. Bila memungkinkan intervensi nonfarmakologik harus diikut sertakan pada penatalaksaan rasa nyeri untuk lansia. Pengobatan perilaku kognitif sangat efektif untuk mengurangi rasa nyeri. Perawatan yang baik untuk mengobati rasa nyeri pada lansia meliputi diagnosis yang tepat dan pemberian pengobatan baik farmakologik maupun nonfarmaklogik.
Kata kunci: Rasa nyeri, intervensi, farmakologik, nonfarmakologik, lansia
Penulis: Suharko Kasran, dan Rina K. Kusumaratna
Kode Jurnal: jpkedokterandd060025

Artikel Terkait :