CARA MENGUKUR PERILAKU CARING
Ada beberapa Cara Mengukur Perilaku Caring. Perilaku
caring dapat diukur dengan beberapa alat ukur (tools) yang telah dikembangkan
oleh para peneliti yang membahas ilmu caring. Beberapa penelitian tentang
caring bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Watson (2009) menyatakan bahwa
pengukuran caring merupakan proses mengurangi subyektifitas, fenomena manusia
yang bersifat invisible (tidak terlihat) yang terkadang bersifat pribadi, ke
bentuk yang lebih obyektif. Oleh karena itu, penggunaan alat ukur formal dapat
mengurangi subyektifitas pengukuran perilaku caring.
Tujuan pemakaian alat ukur formal pada penelitian keperawatan
tentang perilaku caring antara lain: untuk memperbaiki caring secara terus
menerus melalui penggunaan hasil (outcomes) dan intervensi yang berarti untuk memperbaiki
praktik keperawatan; sebagai studi banding (benchmarking) struktur, setting, dan
lingkungan yang lebih menujukkan caring; mengevaluasi konsekuensi caring dan
non caring pada pasien maupun perawat. Alat ukur formal caring dapat
menghasilkan model pelaporan perawatan pada area praktik tertentu,
mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan proses caring dan melakukan intervensi
untuk memperbaiki dan menghasilkan model praktik yang lebih sempurna. Selain
itu, penggunaan alat ukur formal dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
tentang hubungan caring, kesehatan dan proses kesembuhan dan sebagai validasi
empiris untuk memperluas teori caring serta memberikan petunjuk baru bagi
perkembangan kurikulum, keilmuan keperawatan, dan ilmu kesehatan termasuk
penelitian (Watson, 2009).
Pengukuran perilaku caring perawat dapat dilakukan
melalui pengukuran persepsi pasien terhadap perilaku caring perawat. Penggunaan
persepsi pasien dalam pengukuran perilaku caring perawat dapat memberikan hasil
yang lebih sensitif karena pasien adalah individu yang menerima langsung
perilaku dan tindakan perawat termasuk perilaku caring (Rego, Godinho, McQueen,
2008).
Beberapa alat ukur formal yang mengukur perilaku
caring perawat berdasarkan persepsi pasien antara lain caring behaviors
assesment tool(digunakan oleh Cronin dan Harrison, 1988), caring behavior
checklist and client perception of caring (digunakan oleh McDaniel, 1990),
caring professional scale(digunakan oleh Swanson, 2000), caring assesment tools
(digunakan oleh Duffy, 1992, 2001), caring factor survey (digunakan oleh
Nelson, Watson, dan Inovahelath, 2008).
Caring behaviors assesment tool (CBA) dilaporkan
sebagai salah satu alat ukur pertama yang dikembangkan untuk mengkaji caring.
CBA dikembangkan berdasarkan teori Watson dan menggunakan 10 faktor karatif.
CBA terdiri dari 63 perilaku caring perawat yang dikelompokkan menjadi 7
subskala yang disesuaikan 10 faktor karatif Watson. Tiga faktor karatif pertama
dikelompokkan menjadi satu subskala. Enam faktor karatif lainnya mewakili semua
aspek dari caring. Alat ukur ini menggunakan skala Likert (5 poin) yang
merefleksikan derajat perilaku caring menurut persepsi pasien (Watson, 2009).
Validitas dan reliabilitas alat ukur ini telah diuji
oleh empat ahli berdasarkan teori Watson. Cronin dan Harrison (1988 dalam
Watson, 2009) meneliti 22 pasien infark miokard, kemudian Huggins et.al (1993
dalam Watson, 2009) meneliti 288 pasien ruang emergensi. Mereka menggunakan
Alpa Cronbach pada 7 subskala yang berkisar antara 0,66 sampai 0.90.
Selain itu, Schultz, et.al. (1999 dalam Watson 2009)
menggunakan alat ukur ini dengan tes reliabilitas dengan kisaran 0.71 sampai
0,88 pada subskala, dan Alpa Cronbach 0.93 pada skala total. Penelitian terbaru
oleh Manogin, Bechtel, dan Rami (2000 dalam Watson, 2009) menggunakan CBA,
mereka melaporkan reliabilitas Alpa Cronbach tiap subskala berkisar dari 0,66
sampai 0.90. Cronin dan Harrison (1988 dalam Watson 2009) menemukan dua
perilaku caring paling penting menurut pasien yaitu “membuat saya merasa
sebagai seseorang jika saya membutuhkan mereka”, dan “tahu apa yang mereka
lakukan”.
Sedangkan perilaku caring yang paling tidak penting
menurut pasien adalah “mendatangi saya ketika saya pindah ke rumah sakit lain”
dan “menanyakan kepada saya apa nama panggilan kesukaan saya”. Ini menunjukan
bahwa perilaku caring yang paling penting menurut pasien yaitu bagaimana
perawat menampilkan kemampuan profesionalnya.
Alat ukur caring behavior checklist (CBC) and client
percepstion of caring (CPC) dikembangkan oleh McDaniel (1990 dalam Watson 2009)
dengan dua jenis pengukuran. McDaniel membedakan “caring for” dan “caring
about”. CBC didesain untuk mengukur ada tidaknya perilaku caring (observasi).
CPC merupakan kuesioner yang mengukur respon pasien terhadap perilaku caring perawat.
Dua alat ukur ini digunakan bersama-sama untuk melihat proses caring.
CBC terdiri dari 12 item perilaku caring. Alat ukur
ini membutuhkan seorang observer yang menilai interaksi perawat-pasien selama
30 menit. Rentang nilai 0 35(nol) sampai 12 (dua belas), nilai tertinggi
menunjukkan ada perilaku caring yang ditampilkan. CPC ditunjukkan kepada pasien
setelah diobservasi. Alat ukur ini terdiri dari 10 item dengan 6 rentang skala.
Rentang skor 10 sampai 60, dimana skor tertinggi menunjukkan derajat perilaku
caring yang ditunjukkan yang dipersepsikan pasien bernilai tinggi, begitu juga
sebaliknya (McDaniel, 1990 dalam Watson, 2009).
Validitas CBC menggunakan Content Validity Index (CVI)
yakni sebesar 0,80. Reliabilitas CPC menggunakan konsistensi internal yakni
alpa sebesar 0.81. reliabilitas CBC menggunakan pernyataan interater dan
dihasilkan nilai rentang 0,76 sampai1,00, dimana 8 dari 12 item adalah 0,90
atau di atas rata-rata (McDaniel, 1990 dalam Watson, 2009).
Alat ukur caring professional scale (CPS) dikembangkan
oleh Swanson (2000, dalam Watson 2009) dengan menggunakan teori caring Swanson
(suatu middle range theory yang dikembangkan berdasarkan penelitiannya pada 185
ribu yang mengalami keguguran). CPS terdiri dari dua subskala analitik yaitu Compassoionate
Healer dan Competent Practitioner, yang berasal dari 5 komponen caring Swanson
yakni mengetahui, keberadaan, melakukan tindakan, memampukan, dan
mempertahankan kepercayaan.
CPS terdiri dari 14 item dengan 5 skala Likert.
Validitas dan reliabilitas CPS dikembangkan dengan menghubungkan alat ukur CPS
dengan subskala empati The Barret-Lenart Relationship Inventory (r=0,61,
p<0,001). Nilai estimasi Alpa Cronbach untuk konsistensi internal digunakan
untuk membandingkan beberapa tenaga kesehatan advance practice nurse (0,74
sampai 0,96), nurse (0,97), dan dokter (0.96).
Alat ukur caring assesment tools (CAT) dikembangkan
oleh Duffy (1990 dalam Watson, 2009) pada program doktoralnya. Alat ukur ini
didesain untuk penelitian deskriptif korelasi. CAT menggunakan konsep teori
Watson dan mengukur 10 faktor kuratif. Alat ukur ini terdiri dari 100 item
dengan menggunakan skala Likert dari 1 (caring rendah) sampai 5 (caring
tinggi), sehingga kemungkinan skor total berkisar antara 100 samapai 500.
Sampel penilitian yang digunakan saat itu dalah 86 pasien medikal bedah.
Duffy (1993 dalam Watson 2009) mengembangkan CAT versi
admin (CAT-admin) yang mengukur persepsi perawat tentang manajer mereka untuk administrasi
riset keperawatan. Alat ukur ini menambahkan pertanyaan kualitatif pada versi
CAT original, dan masih menggunakan 10 faktor karatif. CAT-admin diuji pada 56
perawat part-time dan full-time, dan diperoleh nilai Alpa Cronbach sebesar
0,98. Kemudian pada tahun 2001, CAT dikembangkan oleh Duffy ke versi CAT-edu
yang didesain menggunakan pendidikan keperawatan, dengan sampel 71 siswa
program sarjana dan magister. CAT-edu terdiri dari 95 item pertanyaan dengan 5
poin skala Likert. Nilai Alpa Cronbach sebesar 0,98.
Caring factor survey (CFS) merupakan alat ukur terbaru
yang menguji hubungan caring dan cinta universal (caritas). Caritas merupakan
merupakan pandangan baru Watson tentang caring (2008). CFS mengkaji penggunaan
caringfisik, mental, dan spiritual yang dilaporkan oleh pasien yang mereka
lewat. CFS dikembangkan oleh Karen Drenkard, John Nelson, Gene Rigotti dan Jean
Watson 37 dengan bantuan program riset dari Inovahealth di Virginia. Alat ukur
ini awalnya terdiri 20 item kemudian direduksi menjadi 10 item pertanyaan, tiap
pernyataan mewakili satu proses caritas. CFS menggunakan skala Likert dari 1
sampai 7.
Skala terendah (1-3) mengindikasi tidak setuju, 7
sangat setuju, dan 4 netral. Semua item berupa pernyataan positif, ditujukan
kepada pasien atau keluarga pasien. Nilai Alpa Cronbach pada 20 pernyataan
adalah 0,70 kemudian 20 item tersebut direduksi menjadi 10 item untuk menaikkan
nilai Alpa Cronbach (Watson, 2009).
Beberapa alat ukur di atas merupakan instumen yang
dapat digunakan untuk mengukur perilaku caring perawat menurut persepsi pasien.
Penilaian ini tentunya sangat bergantung dari persepsi pasien terhadap tindakan
atau pelayanan yang diterimanya dari perawat.