EKSISTENSI KOPROSTANOL DAN BAKTERI COLIFORM PADA LINGKUNGAN PERAIRAN SUNGAI, MUARA, DAN PANTAI DI JEPARA PADA MONSUN TIMUR
ABSTRACT: Limbah domestik
merupakan salah satu sumber utama pencemaran di perairan pantai pada negara
yang sedang berkembang, namun kurang mendapatkan perhatian serius dibandingkan
dengan pencemaran oleh industri. Dengan terus meningkatnya aktivitas manusia di
wilayah pesisir dan kesadaran akan pentingnya lingkungan bersih bagi kesehatan,
estetika dan alasan ekologis lainnya, deteksi tentang kontaminasi limbah
menjadi penting untuk diketahui secara lebih baik. Selama ini indikator
kontaminasi limbah domestik ditentukan berdasarkan jumlah mikroorganisme
intestinal khususnya kelompok bakteri coliform. Koprostanol diusulkan sebagai
alternatif indikator limbah domestik,
sehingga diperlukan kajian eksistensi koprostanol untuk persyaratan
kelayakannya sebagai indikator, serta bakteri coliform sebagai
pembanding.Penelitian dilakukan
lingkungan sungai, muara dan
pantai di sungai Ciliwung Jakarta. Hasil menunjukkan bahwa koprostanol dapat
terdeteksi pada sedimen dan tidak terdeteksi pada kolom air. Eksistensi
koprostanol didapatkan nilai tertinggi pada lingkungan perairan sungai
(5,81μg/g) dibandingkan muara (5,63μg/g), dan pantai (2,93μg/g). Bakteri total
coliform terdeteksi pada kolom air maupun sedimen pada lingkungan perairan
sungai (2,8 x 104 -4,3 x 104) sel/100 ml, muara (0 - 4 x 103) sel/100 ml, dan
tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai, sementara fecal coliform terdeteksi di lingkungan
perairan sungai (2 x 104 - 4,3 x 104 ) sel/100 ml, dan muara (0 - 4
x 104 sel/100 ml), namun tidak terdeteksi pada lingkungan perairan pantai.
Penulis: TRI YUNI ATMOJO, TONY
BACHTIAR, OCKY KARNA RADJASA, AGUS SABDONO
Kode Jurnal: jpkesmasdd110102