EVALUASI LAHAN BASAH BUATAN VEGETASI MANGROVE DALAM MENGURANGI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Kasus di Desa Kepetingan Kabupaten Sidoarjo)
ABSTRACT: Hutan
mangrove sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peranan penting,
salah satunya adalah untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Di daerah
penelitian di Desa Kepetingan Kabupaten Sidoarjo terdapat lahan mangrove di
areal pertambakan yang dimaksudkan
menjadi lahan basah untuk fitoremidiasi bagi air tambak. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengevaluasi kemampuan lahan basah mangrove yang sudah ada
sekaligus menilik kemungkinan pengembangannya sebagai wetland buatan.
Penelitian yang dilaksanakan selama Juni hingga Desember 2007. Sedangkan
pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 25, 26 dan 27 Juni 2007. Penelitian
ini mengkaji efektifitas lahan basah kaitannya dengan kualitas air dan sedimen
yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi, pengukuran langsung kualitas air, kualitas sedimen
dan pengambilan sample vegetasi lahan basah buatan. Pengambilan sampel air dan
sedimen dilakukan pada tempat–tempat yang dianggap mewakili keadaan Sungai
Kepetingan, lahan basah dan area tambak secara keseluruhan. Sampel diambil pada
lima stasiun yaitu stasiun sungai, stasiun inlet, stasiun lahan basah, stasiun
outlet dan stasiun muara. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak tiga kali pada
tiap stasiun. Studi struktur dan komposisi mangrove dilakukan dengan
menggunakan metode yang merupakan modifikasi dari cara yang digunakan oleh
Mueller Dumbois dan Ellenberg (1974). Pengamatan pasang surut dilakukan di satu
titik pada lokasi yang representatif dengan lama pengamatan 30 x 24 jam. Pengamatan
dilakukan dengan cara memasang alat ukur ketinggian muka air yang dibaca setiap
jam. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan secara berjajar pada beberapa titik
dalam satu lokasi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan current meter. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa lahan basah mangrove di Kepetingan memiliki tipe
dataran pantai yang didominasi jenis Rhizopora sp, Avicennia Sp dan Excoecaria
Sp. Dalam area lahan seluas 7.762 m2 frekuensi kehadiran tertinggi kategori
pohon, sapling dan seedling lahan basah berkisar 0.45 – 0.55 %. Species yang
berada di dalam wetland adalah Avicennia Sp dengan kerapatan 64 Ind/Ha.
Pengukuran parameter fisika kualitas air menyatakan efisiensi telah tercapai
karena wetland mangrove mampu mengatasi kekeruhan dan dapat meningkatkan
kecerahan. Kemampuan lahan basah sangat tinggi dalam mengatasi kelimpahan kadar
nitrat dan fosfat. Kadar nitrat berkurang menjadi 0.13 mg/l di outlet dari
semula 0.63 mg/l di inlet dan kadar fosfat menjadi 0.05 mg/l di outlet dari
semula 0.35 di inlet. Kadar tembaga (Cu) di outlet mencapai 0.053 mg/l dari
semula 0.042 mg/l di inlet. Kadar BOD mencapai maksimum di dalam wetland yaitu
sebesar 76 mg/l. Lahan berhasil mereduksi kadar cadmium (Cd) menjadi 0.017 di
outlet dari awalnya 0.026 di inlet. Logam Pb di sedimen, lahan mangrove
berhasil mengurangi konsentrasi dari 25 mg/kg dan 45 mg/kg menjadi hanya 18
mg/kg di outlet. Cu di sedimen, konsentrasi tertinggi justru berada di dalam
lahan yaitu sebesar 277 mg/kg namun sedikit menurun menjadi 219 mg/kg pada
pengukuran di outlet. Lahan basah berfungsi untuk menangkap dan mengendapkan
logam-logam berat.
Kata Kunci:
Type your keywords here, separated by semicolons; or comma
Penulis: WIDAYATI
KUSUMASTUTI, BUDI HENDRARTO, DANNY SUTRISNANTO
Kode Jurnal: jpkesmasdd110109