HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI DI DESA PUCANGMILIRAN TULUNG KLATEN

Abstrak: Sindrom pramenstruasi merupakan gejala fisik dan emosi yang dialami sebelum menstruasi. Salah satu penyebabnya adalah penurunan kadar endorphin selama fase luteal. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorphin, sehingga olahraga direkomendasikan sebagai salah satu treatment untuk mengurangi sindrom pramenstruasi, selain karena penurunan kadar endorphin, sindrom pramenstruasi juga disebabkan karena obesitas (Indeks Massa Tubuh ≥25). Semakin meningkat Indeks Massa Tubuh (IMT) akan meningkat pula keluhan sindrom pramenstruasi. Tujuan; Mengetahui hubungan aktivitas olahraga dan obesitas dengan kejadian sindrom pramenstruasi di Desa Pucangmiliran Tulung Klaten. Metode; penelitian non eksperimen dengan metode analitik menggunakan rancangan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan Cluster Random Sampling, dengan jumlah sampel penelitian 119 responden, sedangkan instrumen penelitian menggunakan timbangan, meteran dan cheklist. Analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dan pada analisa multiviariat menggunakan uji Regresi Logistik. Hasil: Hasil uji bivariat membuktikan bahwa aktivitas olahraga berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi (pvalue 0.008), dan obesitas berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi (pvalue 0.044) sedangkan pada uji multivariat membuktikan bahwa aktivitas olahraga (0.004) dan obesitas (0.020) dengan variabel kejadian sindrom pramenstruasi Phitung > Ptabel adapun variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian sindrom pramenstruasi adalah aktivitas olahraga dengan  pvalue 0.004. Simpulan; Ada hubungan antara aktivitas olahraga dan obesitas dengan kejadian sindrom pramenstruasi di desa Pucangmiliran Tulung Klaten.
Kata Kunci: aktivitas olahraga, obesitas, sindrom pramenstruasi
Penulis: Ifana Nashruna, Maryatun, Riyani Wulandari
Kode Jurnal: jpkesmasdd120109

Artikel Terkait :