HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU, FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD, DIET DAN GENETIK DENGAN TINGKAT KELEBIHAN BERAT BADAN
ABSTRAK: Obesitas di Indonesia
semakin meningkat angka kejadiannya. Salah satunya adalah obesitas pada masa
remaja. Peningkatan obesitas pada masa remaja banyak terjadi di remaja
perkotaan yang disebabkan maraknya makanan cepat saji (fast food). Dengan
kandungan gizi fast food yang tidak seimbang ini apabila konsumsi fast food
dilakukan terus berlanjut dan terlanjur menjadi pola makan atau konsumsi akan
berdampak negatif pada keadaan gizi remaja. Penelitian ini bertujuan
menganalisis hubungan antara faktor perilaku, frekuensi konsumsi fast food,
diet, dan genetik dengan tingkat kelebihan berat badan pada remaja. Jenis
penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional.
Sampel penelitian adalah siswa dan siswi sekolah menengah atas (kelas X dan kelas
XI) berusia 15–17 tahun sebanyak 70 sampel. Pengambilan sampel dengan cara
random, analisis data dengan uji Chi Square test dan Fisher’s exact test. Hasil
penelitian ini menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel diet dengan
tingkat kelebihan berat badan (p = 0,041) sedangkan untuk variabel genetik,
faktor perilaku, dan frekuensi konsumsi fast food tidak ada hubungan bermakna
dengan tingkat kelebihan berat badan (p > 0,05). Ada hubungan antara sikap
dengan frekuensi konsumsi fast food (p = 0,05) sedangkan untuk variabel
penelitian faktor perilaku lain (faktor predisposing (pengetahuan), pemungkin
(jarak dan cara pembelian fast food) dan penguat (dukungan keluarga dan teman)
tidak ada hubungan bermakna dengan frekuensi konsumsi fast food (p > 0,05).
Diet berhubungan dengan tingkat kelebihan berat badan dan sikap berhubungan
dengan frekuensi konsumsi fast food. Disarankan untuk memberikan informasi yang
benar mengenai fast food kepada remaja dan meningkatkan aktivitas fi sik untuk
para remaja penderita kelebihan berat badan.
Penulis: Adisti Fitriana Andar
Nusa, Annis Catur Adi
Kode Jurnal: jpkesmasdd130310