INDUKSI KURKUMINOID DALAM KALUS TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza, Roxb) DENGAN PENAMBAHAN PREKURSOR DALAM MEDIA KULTUR JARINGAN
ABSTRAK: Tanaman temulawak
(Curcuma xanthorrhiza, Roxb)
mengandung metabolit sekunder kurkuminoid dalam
jumlah sedikit dan
tersimpan didalam rimpang.
Penelitian dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penambahan senyawa
prekursor pembentuk kurkuminoid
ke dalam media tanam
dengan teknik kultur
jarinan. Eksplan ditanam
dalam media dasar Murashige-Skoog (MS)
menggunakan berbagai konsentrasi
prekursor fenilalanin dan natrium
asetat masing-masing dengan
konsentrasi 0 mg/l,
2 mg/l dan
4 mg/l. Analisa kurkumin dilakukan setelah terjadi
pembentukan kalus selama masa inkubasi kurang lebih 8 minggu, selanjutnya
dilakukan analisa kualitatif dan kuantitatif terhadap kurkuminoid. Analisa kualitatif
dilakukan dengan reaksi warna dan secara KLT dengan fase diam silika gel GF254 dan larutan
pengembang (fase gerak)
CHCl3:etanol 96%:asam asetat
glasial (94:5:1). Kromatogram
yang dihasilkan diamati di
bawah sinar UV 254 nm
dan 366 nm, dilanjutkan dengan uji
kuantitatif menggunakan KLT Densitometer. Data luas area kurkuminoid standar dibuat kurva
baku dan selanjutnya
berat kurkuminoid dalam
kalus diperoleh dengan memasukkan ke dalam persamaan garis
kurva baku kurkuminoid standar. Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan
bahwa, penambahan fenilalanin dengan
konsentrasi 4 mg/l menghasilkan kadar kurkuminoid kalus
temulawak yang paling baik yaitu kurkumin 0,8861% dan desmetoksikurkumin 0,3307%,
sedangkan natrium asetat
2 mg/l paling
baik untuk menginduksi
pembentukan kurkuminoid kalus temulawak dengan kadar kurkumin 0,7514% dan desmetoksikurkumin 0,3898%.
Kadar tersebut relatif
tinggi jika dibandingkan
dengan kadar kalus pada media tanpa prekursor maupun tunas asal.
Penulis: Yudi Rinanto; Titik Sunarni; Fransiska Leviana
Kode Jurnal: jpkesmasdd100002