Konseling Laktasi Intensif dan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Sampai 3 Bulan
ABSTRAK: Ibu yang memberikan
ASI eksklusif di Kota Semarang Tahun 2010 hanya mencapai 20,06%. Salah satu
penyebabnya adalah kurangnya konseling laktasi di sarana pelayanan kesehatan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh konseling laktasi intensif terhadap pemberian
ASI eksklusif sampai 3 bulan.
Metode: Penelitian dengan rancangan quasi experiment non equivalent
control group. Populasi adalah ibu hamil trimester 3 dengan usia kehamilan 7-8
bulan pada anak kedua atau lebih. Jumlah sampel 25 ibu hamil yang dikelompokkan
menjadi 2 yaitu kelompok perlakuan (n=12) dan kelompok kontrol (n=13). Kelompok
perlakuan mendapat konseling laktasi intensif sebanyak 9 kali yaitu 4 kali pada
saat pemeriksaan kehamilan umur 7-8 bulan dan kunjungan rumah sebanyak 5 kali
pada minggu ke-1, 2, 4, 8, 12 setelah kelahiran oleh konselor laktasi yang
memiliki sertifikat pelatihan konselor laktasi. Kelompok kontrol mendapat
konseling pada pemeriksaan kehamilan yang selama ini dilakukan oleh bidan di
Puskesmas dan Bidan Praktik Swasta.
Hasil: Pada kelompok yang tidak mendapat konseling laktasi intensif tidak
ada perubahan skor pengetahuan, sikap terhadap inisiasi menyusu dini, ASI
eksklusif, ASI, menyusui dan tidak ada peningkatan jumlah ibu yang memberikan
ASI eksklusif sampai 3 bulan pada anak yang dilahirkan sebelum dan selama
penelitian. Kelompok yang mendapat konseling laktasi yang intensif menunjukkan
ada perubahan skor pada semua anak dan peningkatan jumlah ibu yang memberikan
ASI eksklusif sampai 3 bulan pada anak yang dilahirkan selama penelitian
menjadi 5 kali lipat.
Simpulan: Konseling laktasi intensif dapat meningkatkan jumlah ibu yang
melaksanakan ASI eksklusif sampai 3 bulan dan perlu dilaksanakan oleh semua
sarana pelayanan persalinan.
Penulis: RIA AMBARWATI, SITI
FATIMAH MUIS, PURWANTI SUSANTINI
Kode Jurnal: jpkesmasdd130254