PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA, DATA SUSENAS 2005 BERDASARKAN RUJUKAN HARVARD, NCHS, CDC DAN STANDAR WHO

Abstrak: Pada tahun 2005, WHO mengeluarkan standar internasional baru yang disebut Standar  WHO  2005. Oleh  WHO,  perbandingan  kurva  standar  WHO  2005 dengan  standar-standar  internasional  sebelumnya  telah  digambarkan  dalam grafik  dan  dikatakan  bahwa  dengan  menggunakan  standar  WHO,  prevalensi bayi  yang  mengalami  kekurangan  berat  badan  dan  usianya  dalam  periode setengah  tahun  pertama  akan  meningkat  dan  prevalensi  anak  yang  berat badannya  kurang  diatas  umur  6  bulan  akan  menurun.  Analisis  ini  bertujuan untuk  mengetahui  apakah  proprosi  balita  gizi  kurang  antara  keempat  rujukan dan  standar  (rujukan  Harvard,  NCHS,  CDC  dan  standar  WHO)  berbeda  dan seberapa  besar  penyimpangan  oleh  rujukan-rujukan  sebelumnya  terhadap standar  terbaru.  Analisis  ini  menggunakan  pendekatan  survei  dengan  jenis studi  komparatif.  Sampel  adalah  kelompok  balita  usia  0-59  bulan  berasal  dari data  Susenas  2005,  sebanyak  93044  balita.  Data  yang  dikumpulkan  adalah data jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal penimbangan, dan berat badan.  Hasil uji beda proporsi menyatakan bahwa proporsi balita gizi kurang antara keempat rujukan  dan  standar  saling  berlainan  pada  umur-umur  tertentu.  Pada  analisis sensitifitas  dan  spesifisitas  tampak  bahwa  rujukan  yang  penyimpanganpengkategorian  gizi  kurangnya  paling  kecil  adalah  rujukan  CDC  (2.15%  pada laki-laki  dan  1.89%  pada  perempuan).  Penyimpangan  pada  rujukan  Harvard sebesar  8.41%  untuk  laki-laki  dan  4.08%  untuk  perempuan.  Penyimpangan pada  rujukan  NCHS  sebesar  4.65%  untuk  laki-laki  dan  4.21%  untuk perempuan. Pesan  standar WHO sebagai gambaran pertumbuhan “what should be”  adalah  bahwa  makanan  yang  terbaik  bagi  anak  usia  0-6  bulan  adalah  ASI saja  atau  disebut  ASI  eksklusif  dan  selanjutnya  diberikan  makanan  tambahan setelah usia 6 bulan seiring ASI tetap diteruskan sampai umur 24 bulan.
Kata kunci: balita, status gizi, standar WHO
Penulis: Nadiyah, Idrus Jus’at, Nils Aria Zulfianto, Atmarita
Kode Jurnal: jpkesmasdd100094

Artikel Terkait :