PRODUKSI BIOETANOL DARI BAGAS MELALUI PENGGUNAAN ENZIM EKSTRASEL Trichoderma sp. DAN FERMENTASI Saccharomyces cereviseae
ABSTRAK: Semakin meningkatnya
populasi manusia mengakibatkan
tingkat konsumsi produk dan energi meningkat
ketersediaan minyak bumi semakin menipis, sedang hargana semakin meningkat.
Penggunaan bioetanol merupakan
alternatif sumber energi terbarukan. Penelitian
ini bertujuan untuk
memproduksi bioetanol dengan
bahan baku berupa bagas
dengan menggunakan enzim
selulase yang dihasilkan
oleh Triichoderma sp. dilanjutkan
dengan fermentasi alkohol
oleh Saccharomyces cereviseae. Sampel
berupa bagas kering
diperoleh dari pabrik
gula Tasikmadu, Karanganyar, Jawa
Tengah. Sampelserbuk bagas
dimasukkan ke dalam
larutan asam sulfat konsentrasi 0%, 1,5%, 3%, dan 4,5% dalam bejana
Erlenmeyer 500 ml. Selanjutnya
disterilisasi dengan autoklaf
selama 30 menit
dan dinetralkan, lalu dikeringkan kembali.
Enzim selulase diperoleh
dari inokulasi suspensi
spora Trichoderma sp.dalam medium cair yang berisi serbuk sekam dan
larutan CMC pH 4,0 yang telah
disterilisasi, di inkubasi
selama 5 hari
pada suhu kamar,
lalu ditambahkan air destilat
steril, dibiarkan selama
30 menit. Cairan
yang jernih dipindahkan ke dalam
tabung sentrifus steril dan disentrifugasi. Sampel bagas yang telah mendapat
perlakuan pendahuluan dalam
bejana Erlenmeyer yang mengandung buffer
50 mM Sodium
Asetat (pH 5,0)
ditambah suspensi enzim. Dinkubasi pada suhu 50°C selama 24
jam. Kadar Glukosa pada jam ke nol dan jam ke
24 ditetapkan dengan
metode Luff Schoorl.
Penentuan persentase konversi selulase (C.C
= Cellulose Conversion
Percentage) = [
(Glut – Glu0)
/ Selulosa] x 100%.
Selanjutnya dilakukan fermentasi
dengan Saccaromyces cereviseae
dan kadar alkohol diukur setelah 72 jam. Berdasarkan penelitian
perlakuan pendahuluan sterilisasi dengan aquadest maupun asam sulfat 1,5%, 3%
dan 4,5% belum mampu memberikan hasil yang baik dalam degradasi selulosa bagas
menjadi glukosa oleh selulase
Trichoderma sp. Kadar
alkohol yang dihasilkan
dari fermentasi Saccharomyces cerevisiae
tertinggi pada perlakuan
pendahuluan tanpa menggunakan asam
sufat dengan nilai
rerata 3,23%, diikuti
dengan perlakuan pendahuluan dengan
asam sulfat 1,5%,
3%an 4,5% masing
masing dengan nilai 2,98%,
0,64%, 0,12%. Produksi
alkohol oleh Saccharomyces
cereviseae dalam campuran bagas
yang diberi perlakuan pendahuluan dengan asam sulfat 1,5%, 3% dan 4,5% setelah
pemberian selulase Trichoderma sp. belum optimum.
Penulis: Dewi Astuti Herawati;
Nony Puspawati
Kode Jurnal: jpkesmasdd100020