STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)
ABSTRACT: Kondisi Sub DAS Sani
DAS Juwana, Jawa Tengah, saat ini sedang dalam kondisi kritis yang ditunjukkan
dengan adanya banjir, sedimen, dan tingkat erosi tinggi. Untuk pengelolaan Sub
DAS Sani, diperlukan studi untuk mengidentifikasikan dan mengkaji laju dan sebaran
erosi, serta merumuskan urutan prioritas pengelolaan lahan berdasarkan TBE dan
rekomendasi pengelolaan lahan guna kepentingan penanganan lahan.
Hasil penelitian menunjukkan besarnya laju erosi dengan tingkat erosi
normal (<15 ton/ha/thn) sebesar 64,64% dari luas wilayah, dan laju erosi
berat sampai dengan sangat berat sebesar 9,498%. Berdasarkan Tingkat Bahaya
Erosi (TBE), TBE dengan kategori sedang sampai dengan sangat berat seluas
4.425,92 Ha (17,42%) sehingga membutuhkan tindakan konservasi. Sebaran laju
erosi maupun TBE sedang sampai sangat berat berada di lereng atas Gunung Muria
dan sebagian di Perbukitan Patiayam. Semakin berat TBE maka semakin tinggi
prioritas penanganannya. Hasil sebelum dan sesudah rekomendasi menunjukkan
bahwa terjadi penurunan erosi yang signifikan pada laju erosi sedang sampai
sangat berat yaitu dari 258.493,20 ton/ha/tahun menjadi 10.486,58 ton/ha/tahun,
atau berkurang sebesar 248.006,62 ton/ha/tahun.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan: (1) TBE di Sub DAS Sani DAS Juwana
yang memerlukan tindakan konservasi sebesar 4.425.92 Ha (17,42%), yang terdiri
dari TBE sangat berat, berat, dan sedang, tersebar di daerah yang seharusnya
menjadi lahan konservasi. Erosi ini terutama disebabkan oleh konversi lahan
hutan ke bukan hutan, pengelolalaan lahan pertanian kurang atau tidak
memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air, dan belum adanya kesadaran
partisipasi masyarakat dalam mengelola lahannya; (2) Berdasarkan hasil
rekomendasi pada unit lahan-unit lahan dengan TBE sangat berat, berat, dan
sedang, laju erosi dapat dikurangi sebesar 248.006 ton/ha/tahun. Upaya
pengelolaan lahan dengan teknik konservasi yang sesuai dan memadai dapat
mengurangi laju erosi. Berdasarkan urutan prioritas pengelolaan lahan dan
arahan fungsi pemanfaatan lahan, rekomendasi pengelolaan lahan secara mekanik
untuk lereng klas I – IV menggunakan teras gulud sedangkan lereng klas V
menggunakan teras gunung. Untuk rekomendasi secara vegetatif, pengelolaan lahan
disesuaikan dengan arahan pemanfaatan lahannya.
Penulis: RATHNA WIJAYANTI
Kode Jurnal: jpkesmasdd110107