COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY UNTUK MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK KORBAN KONFLIK ACEH

ABSTRAK: Anak yang mengalami masalah emosi sering sekali merasa kesulitan dalam mengontrol emosinya, hal inilah yang  dialami  oleh  sebagian  anak  korban  konflik  Aceh.  Bagi  anak,  hilangnya  nyawa  seseorang  yang  sangat dicintainya  merupakan  suatu  hal  yang  menyakitkan.  Rasa  sakit  yang  ada  dalam  diri  anak  inilah  yang kemudian  menjadi  pemicu  ketidakstabilan  emosi.  Hal  ini  mengakibatkan  anak  akan  mengembangkan kebencian  pada  kejadian  ataupun  pihak-pihak  yang  menimbulkan  rasa  sakit  tersebut.  Untuk  itu,  perlu dilakukan satu cara agar anak dapat mengontrol emosinya  atau menyesuaikan emosi yang timbul agar tidak terjadi  suatu  hal  yang  membahayakan  dikemudian  hari.  Cara  mengontrol  emosi  itu  disebut  juga  dengan regulasi emosi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan CBT dalam meningkatkan regulasi emosi. Metode  CBT  yang  digunakan  adalah  cognitive  restructuring  methods  dengan  teknik  pencatatan  pikiran negatif  dan  problem  solving  sedangkan  untuk  komponen  behavioral  menggunakan  relaksasi  dengan  teknik relaxation  via  tension  relaxation.  Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  kualitatif  dengan  metode  single-case design. Sesi CBT dilaksanakan sebanyak delapan sesi, enam sesi kognitif dan dua sesi behavioral. Pada sesi ini diberikan psycho education, problem solving, dan relaksasi. Subjek dalam penelitian ini adalah AG, seorang anak perempuan berusia 12 tahun. Ia menyimpan kemarahan dan mempunyai keinginan untuk balas dendam  kepada  tentara  yang  telah  membunuh  ayahnya  saat  konflik  di  Aceh  8  tahun  silam.  Hal  ini  sebagai pemicu  munculnya  ketidak  stabilan  emosi.  Hasil  yang  diperoleh  menunjukkan  adanya  peningkatan kemampuan  regulasi  emosi  subjek  penelitian.  Pada  awalnya,  AG  memiliki  distorsi  pikiran  yang  berlebihan (overgeneralization).  Ia  mempunyai  anggapan  bahwa  tentara  harus  bertanggung  jawab  terhadap  kehidupan keluarganya,  namun  setelah  terapi  diberikan  ia  memaafkan  orang  yang  telah  membunuh  ayahnya  dan beranggapan bahwa kematian ayahnya merupakan takdir dari Allah SWT. 
Kata-kata kunci: Regulasi emosi, anak korban konflik, intervensi CBT
Penulis: Rina Mirza dan Wiwiek Sulistyaningsih
Kode Jurnal: jppsikoterapidd130034

Artikel Terkait :

Jp Psikoterapi dd 2013