KONFLIK PENGAWAS DENGAN KEPALA SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI MANAJERIAL DI KOTA PEKANBARU
ABSTRAK: Kepala sekolah dalam
melaksanakan tugasnya akan mendapat supervisi dari pengawas, khususnya dalam
aspek manajerial, namun dalam pelaksanaannya diduga akan terjadi konflik,
karena tidak semua orang mampu bekerjasama sengan baik, apalagi struktur
organisasi di mana orang-orang tertentu yang layak atau tidak ditempatkan
disana akan memicu terjadi konflik, Berapa tinggi konflik itu terjadi? Berapa
tinggi intensitasnya. Hal inilah yang menjadi kajian dalam penelitian ini,
yaitu untuk mengetahui tingkat konflik antara pengawas dengan kepala sekolah
dan tingkat intensitas akibat yang konflik antara pengawas dengan kepala
sekolah; hubungan antara tingkat konflik dengan akibat konflik pengawas; dengan
kepala sekolah, serta mencari perbedaan tingkat konflik pengawas dengan kepala sekolah
oleh faktor jenis kelamin, tingkat
pendidikan, dan masa kerja pengawas. Penelitian ini digolongkan penelitian
deskriptif, yang dilaksanakan sesuai dengan tahap penelitian yaitu dengan uji coba
instrumen, pengumpulan, dan analisis data. Pengumpulan data dengan menggunakan
angket dalam bentuk skala Likert, sedangkan analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode Statistika dengan bantuan Program SPSS versi 17. Populasi
penelitian ini adalah seluruh pengawas sekolah di Kota Pekanbaru
sebanyak 96 orang.
Pengambilan sampel menggunakan
teknik “ Proportionate stratified sampling”,
dengan tahap kepercayaan
5%, yaitu 74
orang, sebagian digunakan
untuk responden uji instrumen. Penyeberan angket untuk uji coba
dilakukan melalui koordinator pengawas, yaitu terhadap 30 orang responden. dari
52 butir angket, 6 butir diantaranya dinyatakan tidak valid dan reabel.
Pengumpulan data dilakukan kepada 63 responden, namun yang layak hanya 85% dari
sampel, hal itu dapat dikatakan memenuhi syarat untuk dianalisis. Sesuai dengan
metode penelitian yang digunakan maka hipotesis yang diajukan dianalisis dengan
statistik deskriptif dan inferensial. Hasil yang diperoleh adalah tingkat
konflik yang terjadi sebesar 54% atau separoh dari skor maksimun, atau dalam
kategori sedang, dan intensitas akibat konflik antara pengawas dengan kepala
sekolah dengan skor 90% dari skor maksimum. Hasil uji hipotesis menunjukkan
bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat konflik dan
intensitas akibat konflik dengan koefesien korelasi 0,587 dan koefesien
determinasi (r2) 34%. Berarti varians yang terjadi pada variabel intensitas
akibat konflik sebesar 34% dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada
variabel tingkat konflik dan 66% ditentukan faktor lain. Tidak ada perbedaan
tingkat konflik dari oleh jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja
pengawas.
Penulis: Said Suhil Achmad
Kode Jurnal: jppendidikandd120176