Pengaruh Pelatihan Syukur terhadap Subjective Well-Being pada Penduduk Miskin di Surakarta
ABSTRAK: Orang-orang yang
hidup dalam kemiskinan
lebih cenderung merasa
pesimis terhadap kemungkinan untuk dapat berhasil dan kurang
bahagia. Kebahagiaan (happiness) mengacu
kepada pengalaman subyektif
yang mengarah kepada penilaian terhadap
hidup yang dijalani dan selanjutnya kesejahteraan
yang menyangkut kebahagiaan inidisebut
subjective well-being. Orang-orang yang hidup miskin memiliki kesejahteraan
subjektif yang semakin berkurang. Subjective well-being
dapat dihasilkan dengan melatih kekuatan karakter yang sesuai dengan diri
individu. Salah satu bentuk intervensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
subjective well-being adalah melalui syukur.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
pelatihan syukur terhadap subjective well-being pada penduduk miskin di
Surakarta. Subjek penelitian ini adalah warga penduduk miskin dari RT 04 / RW
VI Kelurahan Semanggi Surakarta berjumlah 19 orang. Desain penelitian kuasi eksperimen ini adalah pretest-posttest control
group design dengan kelompok eksperimen 10 orang dan
kelompok kontrol 9 orang.
Kelompok eksperimen diberi
pelatihan syukur sebanyak 4 kali pertemuan menggunakan metode games, simulations, instruments, mental imagery, writing tasks,
diskusi, kuliah, dan film/video.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui modul pelatihan, Satisfaction With
Life Scale, dan Scaleof Positive and Negative Experience. Teknik analisis data
menggunakan analisis statistik
parametrik uji Independent Sample T Test pada masing-masing komponen (afektif
dan kognitif).
Berdasarkan hasil perhitungan uji Independent Sample T Test untuk
kepuasan hidup diperoleh t hitung 4,730 > t table 1,740 dan p 0,000 <
0,05 pada saat pretest-posttest, t hitung 4,417 > t tabel 1,740 dan p 0,000
< 0,05 pada pretest-follow up, dan t hitung 1,217 < t tabel 1,740 dan p
0,120 > 0,05 pada posttest-follow up. Sedangkan hasil perhitungan uji
Independent Sample T Test untuk balance affect diperoleh t hitung 3,133 > t
tabel 1,740 dan p 0,003 < 0,05 pada saat pretest-posttest, t hitung
2,728 > t tabel
1,740 dan p
0,007 < 0,05 pada pretest-follow up, dan t
hitung 0,895 < t tabel
1,761 dan p
0,193 > 0,05 pada posttest-follow up. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa
pelatihan syukur berpengaruh terhadap Subjective Well-Being pada
penduduk miskin di Surakarta.
Penulis: Fadjri Kirana
Anggarani, Tri Rejeki Andayani, Nugraha Arif Karyanta
Kode Jurnal: jppsikoterapidd130026