Resiliensi pada Remaja yang Hamil di Luar Nikah

ABSTRAK: Kehamilan  di  luar  nikah  menimbulkan  permasalahan-permasalahan  yang  mengarahkan  pada  situasi  sulit dan  menekan.Dalam  berhadapan  dengan  berbagai  situasi  menekan,  remaja  diharapkan  dapat  bangkit  untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan sebuah kemampuan yang dinamakan resiliensi.Resiliensi merupakan sebuah kemampuan untuk memantul atau bangkit kembali dari situasi yang menekan dan penuh risiko.
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  gambaran  proses  resiliensi  pada  remaja  yang  hamil  di  luar nikah dan bagaimana faktor-faktor lingkungan mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan metode kualitiatif dengan  desain  fenomenologis  yang  diharapkan  dapat  memahami  makna  peristiwa  dan  interaksi  dengan  orang -orang  dalam  situasi  tertentu.Penelitian  ini  menggunakan  dua  orang  subjek.  Keduanya  adalah  wanita  yang mengalami  kehamilan  di  luar  nikah  pada  saat  remaja,  dalam  rentang  waktu  usia  12-21  tahun.  Metode  penelitian yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara, dan observasi.
Hasil  penelitian menggambarkan adanya  berbagai  permasalahan  sebagai  konsekuensi  kehamilan  di  luar nikah  seperti  permasalahan  psikologis,  fisik,  sosial,  ekonomi,  pendidikan,  keluarga,  dll.  Selain  itu,  kedua  subjek juga  harus  menghadapi  adanya  permasalahan  berbeda  lainnya  yang  menyertai permasalahan  kehamilan  di  luar nikah.Penelitian  ini  menunjukkan  adanya  perbedaan  dalam  aspek  resiliensi  internal  yang  dimiliki  kedua  subjek meliputi  spiritual,  kognisi,  emosi,  perilaku  dan  fisik.  Kedua  subjek  dinilai  mampu  bertahan  dan  bangkit  kembali serta mengfungsikan kembali aspek-aspek internal namun hasil keluaran yang ditunjukkan kedua subjek berbeda, setelah  adanya  disrupsi  subjek  pertama berintegrasi  dan  berada  pada  posisi  homeostatis,  keadaan  yang  sama sebelum  kehamilan. Subjek  kedua menunjukkan  adanya  reintegrasi  yang  baik  setelah  periode  disrupsi  namun melakukan  penyesuaian  berisiko  yang  kurang  normatif  sehingga  berada  pada  posisi  maladaptif. Dalam  proses resiliensi, dukungan  sosial  memiliki  pengaruh  positif,  dukungan  yang  paling  berpengaruh  bagi subjek  pertama adalah  suami,  keluarga, tetangga  dan  teman-temansedangkan  dukungan  yang  paling  berpengaruh  bagi  subjek kedua  adalah  keluarga  dan  teman-teman. Kehadiran  faktor  risiko  dan  faktor  protektif  juga  mempengaruhi perkembangan  resiliensi  pada  masing-masing  subjek.Faktor  protektif  mengarah  ke  hasil  yang  baik  sedangkan faktor  risiko  mengarah  ke  hasil  yang  bermasalah.Faktor  protektif  dan  risiko  yang  dimiliki  kedua  subjek menunjukkan adanya beberapa perbedaan
Kata kunci: Resiliensi, Remaja, Hamil di Luar Nikah
Penulis: Redna Drajat Haningrum, Salmah Lilik, Rin Widya Agustin
Kode Jurnal: jppsikologikepribadiandd140008

Artikel Terkait :