FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERCERAIAN PADA KELUARGA TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI DESA CITEMBONG, KECAMATAN BANTARSARI, KABUPATEN CILACAP
Abstrak: Desa Citembong
merupakan salah satu desa di kecamatan Bantarsari kabupaten Cilacap yang mempunyai permasalahan
cukup tinggi pada
perceraian, khususnya pada
kasus perceraian keluarga TKW.
Tingginya tingkat perceraian
pada keluarga TKW
karena desa Citembong merupakan salah satu desa pemasok
TKW ke luar negeri. Berdasarkan fakta tersebut penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab perceraian pada keluarga TKW di desa Citembong
dan juga untuk
mengetahui dampak perceraian
yang terjadi pada keluarga
TKW di desa
Citembong. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif
deskriptif dengan sumber data
primer yang terdiri
dari laki-laki maupun
wanita yang mengalami perceraian khususnya keluarga TKW
yang mengalami perceraian. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga
teknik, yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Sedangkan teknik sampling
yang digunakan adalah
purposive sampling. Validitas
data dalam penelitian
ini menggunakan triangulasi sumber, sedangkan analisis datanya menggunakan beberapa tahap yaitu:
pengumpulan data reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian di
lapangan, menunjukan adanya
faktor-faktor yang menjadi
penyebab perceraian pada keluarga
Tenaga Kerja Wanita
(TKW) di desa
Citembong, kecamatan Bantarsari, kabupaten
Cilacap. Faktor-faktor tersebut
antara lain, (a)
Faktor Intern: Faktorekonomi
atau keuangan keluarga,
(2) Tidak Ada
Tanggung Jawab, (3)
Faktor kurangnya komunikasi antar
pasangan. (b) Faktor
Ekstern, antara lain:
adanya campur tangan
dari keluarga salah satu
pasangan dan, (2)
faktor ketidaksetiaan salah
satu pasangan atau perselingkuhan. Sedangkan untuk
dampaknya adalah, (a) Dampak Positif: (1)Perasaan lega telah bercerai, (2)
Pihak-pihak yang mengalami perceraian berusaha untuk menyesuaikan diri dengan
keadaannya pasca perceraian. adapun (b) Dampak Negatifnya antara lain:
hilangnya pasangan hidup, (2) Adanya Perasaan Sakit Hati, (3)Anak menjadi susah
di atur, anak-anak menjadi semaunya sendiri,
(4)Anak-anak hanya dekat
dengan salah satu
pihak dari orang tuannya , (5) Hubungan antara
keduabelah pihak keluarga dari masing-masing pasangan yang bercerai mengalami
perpecahan bahkan putusnya talisilaturahmi.
Penulis: ATIKA WIDAYANTI
Kode Jurnal: jpsosiologidd140069