Perilaku Gasab di Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok Pesantren Al-Luqmaniyyah Yogyakarta)

Abstrak: Praktek  perilaku  gasab  terjadi  karena  proses  sosial yang  terjadi  antar  santri  sangat intens.  Para santri  yang  tinggal  dalam  satu  komplek,  dimana  di  dalamnya  terdapat  kamarkamar  yang  hanya  berukuran  4x4  meter,  dan  dihuni  sekitar  15-17  santri  setiap  kamarnya. Pondok pesantren sebagai salah satu tempat menuntutilmu agama dan tempat tinggal santri, membentuk  pola  hubungan  yang  intim  antar  santri.  Berawal  dari  eratnya  hubungan  antar santri  ini  perilaku  gasab  terjadi.  Barang-barang  yang  digasab  adalah  barang-barang  yang biasa digunakan untuk mendukung aktivitas sehari-hari santri seperti sendal. Perilaku gasab ini terjadi setiap hari. Praktek perilaku gasab merupakan salah satu bentuk pertukaran sosial karena  perilaku  yang  diulang-ulang  oleh  para  pelaku gasab  dan  diikuti  oleh  santri  yang lainnya, hingga akhirnya membudaya. Pengulangan perilaku ini terjadi karena tujuan yang ingin  dicapai  sesuai  dengan  yang  diinginkan  oleh  santri  yaitu  mendapatkan  barang  yang diinginkan  pada  saat  itu  juga,  minimnya  sanksi  yang diberikan  kepada  pelaku  gasab menyebabkan praktek perilaku gasab ini terus terjadi. Pola  yang terus menerus inilah  yang menyebabkan  perilaku  gasab  dijadikan  sebagai  salah  satu  bentuk  pertukaran  sosial  oleh santri. Para santri memahami bahwa perilaku  gasab merupakan perilaku  yang  bertentangan dengan norma  yang ada di pondok pesantren, akan tetapi mereka tetap melakukan perilaku gasab. Adapun faktor yang melatar belakangi santri melakukan perilaku gasab yaitu 1) faktor individu, 2) kurangnya  kontrol sosial, 3) faktor situasional, dan 4) faktor kultural. Dampak dari adanya perilaku gasab ada dua yaitu dilihat dari 1) aspek personal, yaitu dengan adanya gasab ini santri terbiasa melakukan perilaku yang bertentangan dengan norma, 2) aspek sosial yaitu  dengan  adanya  perilaku  gasab  ini  dapat  menyebabkan  interaksi  antar  santri  renggan sesaat  ketika  santri  yang  digasab  tidak  terima,  sehingga  memicu  emosi  terhadap  korban gasab.
Kata Kunci: gasab, pondok pesantren, santri
Penulis: KHAFIDLOTUL KHOIRIYAH
Kode Jurnal: jpsosiologidd140079

Artikel Terkait :