RESISTENSI MAHASISWA TERHADAP KEBIJAKAN KAMPUS DI UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
Abstract: Perlawanan mahasiswa
kepada kekuasaan merupakan sejarah yang tidak dapat dipisahkan dari perjalanan
panjang masingmasing negara. Mahasiswa menjadi agen perubahan bagi negaranya
dalam setiap gerakan yang tidak dapat dibunuh dalam sejarahnya. Mahasiswa
sebagai intelektual bertanggungjawab pada sit uasi sosial- ekonomi dan polit ik
di negaranya. Sejarah mencatat bahwa perubahan dalam sistem sosial, ekonomi dan
politik di banyak negara dipengaruhi bagaimana kondisi intelektualnya yang
ditunjukan oleh kualitas mahasiswanya. Keberadaan mahasiswa di Indonesia bukan
orang baru dalam setiap perubahan. Deklarasi kemerdekaan Indonesia tidak bisa
dipisahkan dari keberadaan mahasiswa yang pada saat itu menjadi salah satu
komponen yang berpartisipasi di dalamnya. Berbagai macam bentuk perlawanan
mahasiswa melawan kekuatan politik selalu berwarna dengan dinamika kehidupan
kampus, yang kemudian menjadi basis pertumbuhan organisasi di Yogyakarta,
khususnya perkembangan di UIN saat ini, yang masih bertahan proses
dialektikanya dalam gerakan mahasiswa. Hal ini menjadi latar belakang riset
ini. Riset ini sudah dilakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Studi ini
menggunakan teori Michel Foucault tentang relasi kekuasaan dan pengetahuan,
juga menggunakan teori perlawanan J.C.Scott. Metode menggunakan deskriptive kualitat
if, dimana pengumpulan data dilakukan dengan berbagai macam cara: observasi
langsung, partisipasi, interview dan analisis dokumen.Teknik analisis data
dimulai dengan mempelajari semua data yang terkumpul, reduksi data dengan membuat
abstraksi, kategorisasi data, rekonstruksi dan pada akhirnya membuat
interpretasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlawanan mahasiswa di
UIN Sunan Kalijaga dilatarbelakangi oleh dua faktor, subyektif dan obyektif.
Faktor obyektifnya adalah situasi pendidikan nasional yang sudah dikapitalisasi
dan juga pengaruh dari dinamika kehidupan di UIN Sunan Kalijaga. Beberapa
faktor subyektif mengacu pada kebanggaan mahasiswa tentang posisinya sebagai
mahasiswa sebagai agen perubahan dan agen kontrol. Perpaduan nilai kebanggaan dengan faktor
obyektif yang tidak
konsisten dengan ekspektasi kemudian melahirkan perlawanan. Perlawanan
menjadi perpaduan faktor biologis sebagai kombinasi dari kepemilikan
dan situasi obyektif
pendidikan. Bentuk resistensi
dapat dilihat dari: organisasi dan individu. Bentuk perlawanan terorganisir:
aksi masa, audiensi rektor, dialog terbuka dengan menggunakan publikasi
leaflet. Perlawanan individu berbentuk:artikel yang dikirimkan ke media massa, baik
koran harian atau koran mahasiswa di internal kampus UIN Sunan Kalijaga.
Penulis: Suliadi
Kode Jurnal: jpsosiologidd140012