TRAUMA PERANG SALIB DALAM HUBUNGAN ISLAM - BARAT
Abstrak: Perang Salib terjadi
selama dua abad (1095-1291 SM) yang dimulai dengan konfrontasi besar antara
Islam dan Kristen Barat. Meskipun perang berakhir pada abad ke 8 yang lalu, tetapi
masih menyisakan ingatan dalam kelompok Kristen Barat dan
beberapa Muslim. Implikasinya
konflik diantara keduanya selalu
dihubungkan dengan Perang Salib. Sebagai contoh, Kolonialisme dan Imperialisme
Barat ke Timur yang berlangsung pada abad ke 18, 19 dan 20 berkaitan dengan kelanjutan
dari Perang Salib. Sebagai tambahan, perang melawan terorisme yang
dikampanyekan oleh Amerika Serikat pada akhir 11 September 2001 dipropagandakan
sebagai Perang Salib ke-dua. Sama halnya, dengan invasi Amerika Serikat dan
perang melawan Iraq dan Afganistan yang disebabkan oleh arogansi Barat melawan
Islam. Beberapa fakta mengindikasikan bahwa trauma besar yang disebabkan oleh Perang
Salib masih melekat dalam psikologis dan sejarah pikiran Barat dan Muslim.Kemudian,
untuk mempromosikan hubungan baik antara Barat dan Islam, persepsi dan
pandangan negat if tentang Islam di mata Barat dan saling berhadapan seharusnya
dinetralisir. Sejarah sudah membuktikan bahwa ketika perdamaian dan gencatan
senjata selama periode Perang Salib, keduanya dapat dijalankan beriringan
bersama dengan perdagangan dan ekonomi. Dalam konteks global saat ini,
kerjasama harus diperluas. Melalui hubungan baik dan saling menguntungkan,
prasangka dan praduga pada masing-masing pihak seharusnya dihindari.
Penulis: Mohammad Affan
Kode Jurnal: jpsosiologidd140012