Volunterisme Pada Koalisi Pemuda Hijau Indonesia Regional Yogyakarta
Abstrak: Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan
volunterisme di KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau
Indonesia) regional Yogyakarta,
meliputi motivasi para
pemuda menjadi volunteer dan
dampak kegiatan volunterisme
tersebut dalam kehidupan
mereka.Kajian tentang
volunterisme di KOPHI
ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Informan penelitian dipilih
menggunakan teknik purposive
sampling berdasarkan beberapa
kriteria, yaitu menjadi anggota kepengurusan KOPHI Yogyakartapada
periode 2012-2013 atau yang kembali
menjadi pengurus pada
periode 2013-2015. Informan
minimal harus sudah bergabung di
KOPHI Yogyakarta dalam
satu periode kepengurusan.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi
atau arsip. Proses
analisis data penelitian ini
menggunakan analisis model
interaktif Miles dan
Huberman, mulai dari pengumpulan data,
reduksi data, penyajian
data, hingga proses
penarikan kesimpulan.Hasilpenelitian ini
menunjukkan bahwa KOPHI
Yogyakarta dalam pelaksanaannya dijalankan dengan basis
volunterisme secara penuh
dan dijalankan dalam
suatu sistem yang jelas
dan terlembaga. Kegiatan volunterisme
KOPHI Yogyakarta mencakup
empat tipe aktivitas volunterisme bidang
lingkungan hidup antara
lain: aktivisme, pendidikan,
pemulihan (restoration), kehidupan yang berkelanjutan (sustainable
living). Dalam KOPHI Yogyakarta, volunterisme
dari para anggota
dimanifestasikan melalui kontribusi
finansial, kontribusi waktu dan
tenaga, kontribusi pemikiran,
keilmuan serta keahlian
yang mereka miliki. Motivasi yang
mendorong pemuda menjadi
volunteer di KOPHI
Yogyakartatidak terbatas pada motivasi
yang berkaitan dengan
lingkungan hidup, tapi
juga mencakup motivasi personal dan
sosial yang memiliki
serangkaian rasionalisasi dan
preferensi di dalamnya. Secara umum, keterlibatan para
pemuda dalam kegiatan volunterisme di KOPHI Yogyakarta lebih banyak memberikan
dampak positif. Terdapat pula dampak negatif, namun tidak terlalu signifikan.
Dampak positifnya misalnya menambah relasi sosial; mendapatkan label aktivis lingkungan;
mendapatkan kesempatan positif mengikuti
eventlingkungan hidup; menambah ilmu
dan wawasan lingkungan
hidup; meningkatkan rasa
kepedulian terhadap lingkungan; meningkatkan soft-skilldan kemampuan berorganisasi;
mendapatkan prestasi dan beasiswa; serta mendapatkan
proyek penelitian atau
kerjasama dari pihak
luar.Selanjutnya, dampak negatif yang
dirasakan volunteer yaitu
terganggunya kegiatan akademik,
sentimen negatif dari orang
sekitar dan berkurangnya waktu berkumpuldengan orang terdekat.
Penulis:
ANDRI PRASETIYO
Kode Jurnal: jpsosiologidd140077