Bundo Kanduang: (hanya) Pemimpin di Rumah (Gadang)
Abstrak: Minangkabau adalah
kelompok etnik yang dikenal sangat kuat menerapkan adat matrilineal. Salah satu
nilai-nilai adat matrilineal tersebut adalah posisi laki-laki (sumando) yang
dianggap marginal, karena laki-laki adalah urang asing bagi kelompok perempuan
(keluarga istri). Ini ditunjukkan dalam pepatah adatnya bak abu diateh tunggu
(seperti abu di atas tunggul). Posisi ini tentu saja tidak menguntungkan,
sehingga laki-laki perlu bernegosiasi dengan perempuan dalam menguatkan
identitas kelaki-laki-an nya. Ini menunjukkan adanya gerakan politik kaum
laki-laki Minangkabau dalam upaya menunjukkan dan menguatkan identitas mereka.Politik
identitas laki-laki Minangkabau ini akan dipahami melalui kasus keberadaan
lembaga tradisional (lembaga adat). Asumsinya dalam masyarakat Minangkabau yang
lebih menguatkan adat matrilineal (adat perempuan), ditemukan bahwa lembaga
adat lebih didominasi oleh laki-laki.
Sementara lembaga adat
perempuan justru tidak
begitu ditonjolkan, bahkan
terkesan disembunyikan dan tidak ada variasinya kecuali sebutan bundo
kanduang.Artikel ini menggambarkan bagaimana laki-laki Minangkabau melalui
lembaga tradisional (lembaga adat) mencoba menguatkan posisinya, sementara
posisi bundo kanduang hanya dipahami sebatas rumah gadang saja. Bahkan Bundo
Kanduang dipahami tidak memiliki kekuasaan, karena ia hanya sebagai istri
penghulu (pemimpin klan).
Penulis: Zainal Arifin
Kode Jurnal: jpantropologidd130046

Artikel Terkait :
Jp Antropologi dd 2013
- Optimalisasi Kualitas Kenyamanan Thermal di Ruang Kantor dan Aula Islamic Centre UIN SUSKA Riau
- Pengaruh kualitas pelayanan pegawai administrasi ditingkat fakultas terhadap kepuasan mahasiswa UIN Suska Riau
- Model Implementasi Kebijakan Pengembangan Ilmu Berparadigma Islam dalam Ekselerasi Pencapaian Visi dan Misi Konversi IAIN SUSQA Pekanbaru ke UIN SUSKA Riau (Penelitian Kebijakan dan Pengembangan)
- Sistem Informasi Audit Mutu Internal Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (Studi Kasus: Lembaga Penjaminan Mutu)
- Kajian Tingkat Kontinum Kapital Sosial Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan mewujudkan visi dan misi dan tujuan UIN Sultan Syarif Kasim Riau
- Identifikasi Informasi perguruan tinggi negeri dengan model knowledge management
- KONFLIK PERAN GANDA : Memahami coping strategi pada wanita bekerja
- Kontribusi Perempuan Parengge-Rengge dalam Ekonomi Keluarga
- Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Religius di Kabupaten Indragiri Hilir
- Work Family konflik pada ibu bekerja (Studi Fenomologi dalam Perspektif Gender dan Kesehatan Mental)
- Strategi Pemberdayaan Kaum Pedagang Perempuan di Pasar Baru Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
- Enterpreneurship Kaum Perempuan Melayu (Studi Terhadap Perempuan Pengrajin Songket di Bukit Batu Kabupaten Bengkalis)
- INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KAKAWIHAN KAULINAN BARUDAK BUHUN DI KOMUNITAS ‘HONG’ BANDUNG
- LARAS DAN RUMPAKA DALAM GARAP KARAWITAN JAIPONGAN JUGALA
- TARI RITUAL DAN KEKUATAN ADIKODRATI
- GRAFFITI SEBAGAI PENGISI RUANG KOMUNIKASI SIMBOLIK SENI JALANAN MASYARAKAT URBAN
- MODEL REKAM JEJAK RITUAL NGABUBUR DALAM FILM DOKUMENTER
- KREATIVITAS SENIMAN TINGKILAN KUTAI KALIMANTAN TIMUR
- WACANA VISUAL TALK SHOW ‘MATA NAJWA’: MELIHAT BAHASA TUBUH PARTISIPAN SEBAGAI KEKUATAN VISUAL
- KAJIAN BAHASA PRAGMATIK PADA TARI ENDAH KARYA S. MARIDI
- KONSEP LAWANG SEWU ATAU WHITE BOX SEBAGAI FENOMENA BARU PROSES KREATIF KEBERTUBUHAN
- KAULINAN BARUDAK SEBAGAI SUMBER PENCIPTAAN TARI ANAK-ANAK DI KABUPATEN SUMEDANG
- MEMAHAMI “BETAWI” DALAM KONTEKS CAGAR BUDAYA CONDET DAN SETU BABAKAN
- PROSES KREATIF KOREOGRAFI KARYA TARI ‘SUBUR’
- PENGARUH KEBERADAAN MAKAM KIAI MUZAKIR TERHADAP KESADARAN LINGKUNGAN MASYARAKAT PESISIR DESA BEDONO, KECAMATAN SAYUNG, DEMAK