HERITABILITAS DAN KEMAJUAN GENETIK KADAR ANTOSIANIN, KADAR AIR, TEBAL KULIT BUAH, KADAR LIGNIN KULIT BUAH, DAN KETAHANAN TANAMAN CABAI MERAH TERHADAP PENYAKIT ANTRAKNOS

ABSTRAK: Persilangan resiprokal antara tanaman cabai merah genotip RS-07 (produktivitas tinggi, sangat rentan terhadap Antraknos) dan cabai ungu (produktivitas rendah, imun terhadap Antraknos) untuk mendapatkan tanaman F1, F1 resiprokal, BC1, BC2, and F2 telah dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti dari bulan April 2007 sampai dengan bulan September 2007. Selanjutnya buah cabai dari tanaman F1 dan F1 resiproknya diuji pengaruh tetua betinanya di Laboratorium Hama dan penyakit, Fakultas Pertanian, Universitas Winaya Mukti.  Hasil pengujian menunjukkan tidak terdapat pengaruh tetua betina untuk semua karakter yang diamati.  Pegujian heritabilitas dan kemajuan genetik untuk karakter penciri ketahanan  dilakukan pada genotip P1 (RS-07), P2  (Cabai ungu),  F1, BC1, BC2, dan F2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa heritabilitas dalam arti luas dan arti sempit untuk karakter kadar antoasianin, kadar air, tebal dan kadar lignin kulit buah tergolong tinggi.Karakter ketahanan tanaman cabai merah terhadap serangan C. gloeosporioides di lapangan termasuk tinggi, dan dalam arti sempit tergolong rendah.  Karakter ketahanan tanaman cabai merah di laboratorium tergolong sedang, dan dalam arti sempit tergolong tinggi. Nilai duga kemajuan genetik karakter kadar antosianin dan karakter ketahanan tanaman cabai merah terhadap serangan C. gloeosporioides di lapangan termasuk kriteria agak rendah,  kadar air termasuk kriteria tinggi, karakter tebal dan kadar lignin kulit buah termasuk kriteria rendah, dan karakter ketahanan tanaman cabai merah terhadap serangan C. gloeosporioides di laboratorium termasuk tinggi.
Kata kunci: Heritabilitas, kemajuan genetik, antosianin, lignin, resistensi, antraknos
Penulis: Komariah, A, dan Amalia, L
Kode Jurnal: jpbiologidd110074

Artikel Terkait :