NYALAP-NYAUR: MODEL TATAKELOLA PERGELARAN WAYANG JEKDONG DALAM HAJATAN TRADISI JAWATIMURAN
ABSTRACT: Pergelaran Wayang
Jekdong di komunitas tradisi Jawatimuran hidup subur dalam kebiasaan
penyelenggaraan hajatan. Hajatan dilaksanakan oleh individu, keluarga, kelompok
keluarga, lembaga dusun, dan/atau desa. Wayang Jekdong adalah seni pertunjukan
wayang kulit purwa yang hidup dan berkembang dari rakyat untuk rakyat desa dan
kampung di Jombang, Majakerta, Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Pasuruan, Lamongan,
dan Malang. Kelangsungan praktik hajatan dan pergelaran Wayang Jekdong didukung
oleh tradisi buwuhan (sumbang-menyumbang) dengan sistem nyalap-nyaur (memberi
dan mengembalikan). Oleh karena itu, tata kelola modal sosial berperan
strategis bagi dalang dalam mengembangkan kelangsungan pergelaran Wayang
Jekdong. Demikian pula halnya dengan anggota masyarakat Jawatimuran yang masih
melembagakan penyelenggaraan hajatan senantiasa mengelola modal sosialnya demi
resiprositas dan solidaritas sosial.
Penulis: Wisma Nugraha
Christianto Rich
Kode Jurnal: jpantropologidd120034