TRANSFORMASI SASTRA LISAN KE DALAM SENI PERTUNJUKAN DI BALI: PERSPEKTIF PENDIDIKAN
ABSTRAK: Sastra lisan
merupakan bagian dari kehidupan orang Bali. Walaupun keberadaan sastra lisan di
Bali mengalami pasang surut, tetapi usaha pemerintah dan masyarakat Bali untuk
melestarikan salah satu bentuk kebudayaan daerah ini terus dilakukan. Tujuannya
agar sastra lisan tidak punah karena arus globalisasi dengan kekuatan
kapitalismenya sehingga generasi muda Bali ke depan tidak asing dengan
kebudayaannya sendiri. Usaha pemerintah dan masyarakat
Bali untuk melestarikan kehidupan
sastra lisan di Bali, misalnya dengan mengadakan lomba “Mesatue Bali”, baik di
ajang Pesta Kesenian Bali
maupun pada kegiatan-kegiatan lainnya
serta mempublikasikan ke
dalam bentuk buku.
Di dalam kegiatan
berbagai lomba maupun
pementasan tentang sastra
lisan, terjadilah transformasi dari
sastra lisan ke
dalam seni pertunjukan.
Transformasi ini apabila
dilihat dari perspektif pendidikan,
khususnya bagi generasi
muda setidaknya mengandung
empat hal, yaitu kecintaan dan
pelestarian, kreativitas, pemahaman
seni pertunjukan, dan
pendidikan karakter. Melalui seni
pertunjukan, generasi muda dapat mendalami, memahami, dan memerankan karakter setiap tokoh
yang ada di
dalam sastra lisan,
baik tokoh yang
baik maupun yang
jahat. Dengan demikian, generasi
muda diharapkan dapat meneladani tokoh yang baik dan sebaliknya.
Penulis: I Ketut Sudewa
Kode Jurnal: jpantropologidd140021