MENCARI SUHU OPTIMAL PROSES KARBONISASI DAN PENGARUH CAMPURAN BATUBARA TERHADAP KUALITAS BRIKET ECENG GONDOK

ABSTRAK: Keterbatasan akan ketersediaan sumber energi tak terbaharukan khususnya bahan bakar minyak menjadi ancaman yang cukup serius bagi masyarakat karena penggunaannya yang sangat essensial. Untuk itu pemerintah menggalakkan penggunaan energi alternatif untuk tujuan penghematan. Pemanfaatan energi-energi alternatif, khususnya bagi energi yang dapat diperbaharui (renewable energy), satu diantaranya adalah biomassa. Penyebaran enceng gondok yang cepat menyebabkan sejumlah perairan menjadi tempat timbunan biomassa. Hal ini tentu saja menimbulkan dampak yang kurang baik bagi lingkungan. Melalui penelitian diketahui bahwa eceng gondok dapat diolah menjadi arang, yang apabila ditambahkan bahan pengikat dan diolah lebih lanjut dapat dibuat menjadi briket. Selain dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pemanfaatan eceng gondok ini dapat memberikan dampak yang positif bagi lingkungan Dari penelitian yang dilakukan suhu optimal untuk proses karbonisasi eceng gondok adalah 400oC karena suhu 400oC memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu 300oC, 400oC, dan 600oC, selain itu penambahan batubara dapat menaikkan nilai kalor dari briket. Dengan melakukan perbandingan hasil uji briket yang dihasilkan dengan standar kualitas briket batubara super PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk kondisi optimum pembuatan briket eceng gondok tercapai pada briket dengan suhu karbonisasi 400oC dengan persentase jumlah campuran batubara 45 % karena berhasil memenuhi 3 parameter kualitas. Parameter standar kualitas optimum yang terpenuhi yaitu nilai kalor sebesar 5666 Cal/gr, kadar air dengan persentase sebesar 5,304 %, dan kadar karbon padat dengan persentase sebesar 50,618 %. Sedangkan, untuk parameter lain seperti kadar abu dan kadar zat terbang sudah mendekati standar kualitas dengan kadar abu sebesar 18,297 % dan kadar zat terbang sebesar 27,017 %.
Kata kunci: eceng gondok, batubara, briket, bahan bakar alternatif
Penulis: A. Rasyidi Fachry, Tuti Indah Sari, Arco Yudha Dipura, Jasril Najamudin
Kode Jurnal: jpkimiadd100085

Artikel Terkait :