Pemanfaatan Model Weather research and Forecasting (WRF) dalam Analisis Cuaca terkait Hujan Lebat Batam 30-31 Januari 2011
Abstrak: Hujan lebat di Batam
tanggal 30-31 Januari 2011 menyebabkan banjir. Nilai hujan akumulasi hasil
obsevasi pada 31 Januari 2011 sebesar 414.5 mm, jauh melebihi ambang batas
ekstrim untuk curah hujan yang hanya 50 mm/hari. Adanya hujan lebat tidak lepas
dari dinamika parameter-parameter cuaca yang beraitan erat dengan proses
konveksi dan pembentukan awan. Pada penulisan ini, analisa kondisi cuaca
menggunkan Weather Research and Forecasting (WRF) satu domain dengan resolusi 6
kilometer (km) pada 1o LU dan 104 o BT. Beberapa parameter cuaca seperti suhu
udara, kelembaban tiap lapisan (RH), aliran massa udara (angin), dan curah
hujan menunjukkan hasil yang sangat signifikan dimana nilai dari
parameter-parameter tersebut mendukung adanya proses konveksi untuk membentuk
awan konvektif (Cumulonimbus) secara terus menerus dengan masa hidup yang lama.
WRF dengan setting-an default dan domain tanpa nesting ternyata sduah cukup
mampu menggambarkan kondisi cuaca secara umum. Adanya perbedaan laju curah
hujan hasil output model dengan observasi antara 6-12 jam pada awal data
merupkan proses spin-up (pemanasan untuk mendapatkan data yang stabil pada
hasil model). Data citra satelit MTSAT (Multi-functional Transport Satellite)
digunakan sebagai pembanding hasil model, dimana pada gambar terdapat warna
putih Coldest Dark Grey (CDG) yang mengindikasikan adanya awan dengan suhu
puncak lebih rendah dari -80o C (Cb). Gambar ini semakin memperjelas bahwa pada
kasus hujan lebat yang mengguyur Batam pada 30-31 Januari dengan cukup baik
direpresentasikan oleh model WRF.
Penulis: khmad Fadholi, Fitria
Puspita Sari, Purwo Aji, dan Ristiana Dewi
Kode Jurnal: jpfisikadd140120